Saat ini ada banyak sekali kampus di Indonesia, tapi mayoritas memiliki kualitas pengelolaan yang buruk. Hanya segelintir dari ribuan kampus tersebut pada akhirnya mampu bersaing secara global.
Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan unjuk rasa di kampus pada 2019.
Irsan Mulyadi/Antara Foto
Pembungkaman atas isu LGBT di kampus sudah berlangsung lama - paling tidak sejak era Orde Baru - dan sayangnya terus terjadi hingga kini. Namun, perlawanan tidak berhenti.
Tim kami melakukan survei terhadap 456 pimpinan universitas negeri dan swasta untuk menggali pandangan mereka tentang aspek apa saja yang perlu diperbaiki dari pengelolaan PTS di Indonesia.
Jumlah mahasiswa Indonesia Timur yang kuliah di beberapa kota besar di Jawa dan Sumatra semakin meningkat. Namun, banyak penelitian menemukan bahwa mereka mengalami berbagai tantangan akademik.
Penggabungan Kemenristek dan Kemendikbud yang bukan kali pertama ini menunjukkan pemerintah bingung dalam menentukan kelembagaan antara bidang riset dan pendidikan. Bagaimana negara lain mengaturnya?
Mahasiswa dari Queensland University of Technology (QUT) di Australia melakukan Tari Jaranan di Surabaya sebagai bagian dari program musim panas kampus tersebut pada tahun 2018.
(ANTARA FOTO/Moch Asim)
Ketika kampus di Australia menutup program bahasa Indonesia, mereka mengabaikan peran mereka dalam mempromosikan ikatan dengan Indonesia. Di masa depan, ini bisa melukai relasi Australia-Indonesia.
Ketidakjelasan aturan self-plagiarism di Indonesia menimbulkan pertanyaan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam reproduksi ulang karya ilmiah pribadi?
Salah satu tantangan akademisi perempuan selama pandemi adalah memastikan anak-anak mereka terus belajar, sambil memenuhi kewajiban mendidik di kampus.
Fenny Selly/Antara Foto
Akademisi perempuan Indonesia harus menanggung beban dan tanggung jawab tambahan karena bekerja dari rumah dan juga semakin terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh universitas.
Dosen akan terus kesulitan memenuhi tuntutan universitas dalam berinteraksi dengan komunitas non-akademik apabila kampus tidak mengintegrasikan tugas ini dengan lebih baik dalam beban kerja mereka.
Keberadaan berbagai platform kelas online (MOOC) seperti Coursera dan EdX meberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi di luar bidang pendidikannya.
(Unsplash/Patrick Amoy)
Satu cara bagi kampus untuk mewujudkan belajar di luar kampus dalam visi #KampusMerdeka adalah menggandeng platform kelas online. Berikut adalah pelajaran dari kerjasama kampus kami dengan Coursera.
Seorang mahasiswa sedang berdiri di suatu gedung universitas di Malang, Jawa Timur.
(Unsplas/Yogi Atmo)
Pandemi COVID-19 berdampak terhadap penerimaan mahasiswa dan pendapatan perguruan tinggi di Indonesia. Kami berbicara dengan rektor di tiga kampus untuk memahami respons mereka mengatasi masalah ini.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sutrisna Wibawa (kiri) memberikan gelar Dr HC kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar (kanan).
(ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Pemberian gelar kehormatan kepada pejabat publik rawan dibajak kepentingan politik dan bajak kepentingan politik dan menyakiti perjuangan mahasiswa doktoral dalam meraih gelar akademiknya.
Peneliti dan ahli mengatakan tren online learning akan terus menguat dalam beberapa tahun ke depan, bagaimana pimpinan perguruan tinggi bisa mempersiapkannya?
(Flickr/Shaylor)
Tren online learning akan terus menguat dalam beberapa tahun ke depan. Saya menyarankan pada pimpinan universitas untuk menggunakan kerangka ‘futures thinking’ untuk mempersiapkannya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito (kedua kiri) menyatakan hasil uji klinik tahap tiga obat kombinasi baru untuk COVID-19 dari Universitas Airlangga, TNI AD, dan Badan Intelijen Negara belum valid, Jakarta, 19 Agustus 2020.
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Untuk menghindari kesalahan serupa, universitas dan pihak yang bekerja sama harus mengikuti proses ilmiah standar sehingga dapat menjamin akuntabilitas penggunaan dana publik untuk riset.
Lebih dari sepertiga dosen dan peneliti Indonesia tidak menerbitkan riset. Ini disebabkan beratnya beban mengajar dosen, buruknya evaluasi kinerja riset, dan kurangnya dosen berkompetensi doktoral.
Intan Pradita, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Salah satu penyebab terbesar belum optimalnya online learning saat ini adalah guru masih dijadikan sebagai satu-satunya aktor. Padahal pemerintah juga bisa menggandeng universitas dan orang tua.
Universitas Gadjah Mada baru saja bergabung ke dalam daftar 300 universitas terbaik di dunia pada QS World Rankings tahun 2021.
(Shutterstock)
Institusi pendidikan tinggi kini telah mulai mengambil alih peran negara sebagai kekuatan yang dominan dalam menarik investasi asing - terutama terkait sumber daya manusia dan teknologi.
COVID-19 meningkatkan intensitas belajar online, namun banyak pengajar kesulitan membuat muridnya tertarik dengan pelajaran. Tim dosen dari National University of Singapore menawarkan tiga strategi untuk mengatasi ini.