Kemenangan politisi perempuan pad pemilu paruh waktu Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu sedianya dapat menjadi contoh bagi perempuan Indonesia untuk melawan kekolotan politik tanah air.
Interaksi antara tujuh variabel sosio-politik yang ternyata mempengaruhi tingkat perwakilan perempuan di parlemen nasional.
Salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) di kota Makassar, Sulawesi Selatan dalam pemilihan kepala daerah serentah pada 27 Juni 2018.
Herwin Bahar/shutterstock.com
Legislator perempuan dan laki-laki beda pendapat mengenai penyebab sulitnya perempuan menang dalam pemilu. Mereka juga beda pendapat mengenai legitimasi dan efektifitas kebijakan kuota gender.
Secara umum jumlah calon legislatif (caleg) perempuan dari tujuh partai yang bersaing di tiga pemilu legislatif lampau terus meningkat. Lalu mengapa jumlah perempuan yang terpilih tidak bisa meningkat secara maksimal?
Reuters/Beawiharta
Kuota gender yang mewajibkan partai untuk menempatkan perempuan sedikitnya 30 persen di daftar calon tetap (DCT) belum mendongkrak keterpilihan perempuan secara signifikan.