Unika Atma Jaya is an award winning private university based in Jakarta. It ranked first as best private university in the Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang area and second best private university in Indonesia in 2018. It is among the 17 Indonesian universities in the top best 400 universities in Asia according to QS ranking.
It is a recipient of numerous grants from the Ministry of Research, Technology and Higher Education. It’s received an A accreditation in 2016 and is one of the 50 best promising universities in Indonesia.
Founded on 1 June 1960, Unika Atma Jaya has 20 undergraduate study programs and 11 postgraduate study programs, and four professional program studies. Its technobiology faculty is the first in Indonesia.
It has three campuses. The Semanggi campus in South Jakarta is set as the University’s Center from Nation Development, developing relevant research and partnerning with business, government, and the public. The Pluit Kampus in North Jakarta is set as the Center for Health Development, housing the Faculty of Medicine and Pharmacy and Atma Jaya Hospital. The BSD campus in Tangerang is set as the Center for Human Development.
Unika Atma Jaya adalah perguruan tinggi swasta di Jakarta yang telah memenangkan berbagai penghargaan. Unika Atma Jaya mendapatkan peringkat pertama sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di daerah Jabodetabek dan peringkat kedua terbaik perguruan tinggi swasta seluruh Indonesia pada 2018. Unika Atma Jaya termasuk 16 universitas Indonesia yang masuk peringkat 400 universitas terbaik asia menurut QS ranking.
Unika Atma Jaya menerima berbagai hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Unika Atma Jaya menerima akreditasi A pada 2016 dan merupakan 50 universitas menjanjikan di Indonesia.
Didirikan pada 1 Juni 1960, Unika Atma Jaya memiliki 20 program studi sarjana, 11 program studi pascasarjana, dan empat program studi profesi. Fakultas bioteknologi Unika Atma Jaya adalah yang pertama di Indonesia.
Unika Atma Jaya memiliki tiga kampus. Kampus Semanggi di Jakarta Selatan ditetapkan sebagai Pusat Pembangunan Bangsa, mengembangkan riset dan bermitra dengan bisnis, pemerintah, dan masyarakat. Kampus Pluit di Jakarta Utara ditetapkan sebagai Pusat Pengembangan Kesehatan, menaungi Fakultas Kedokteran dan Farmasi serta RS Atma Jaya. Kampus BSD di Tangerang ditetapkan sebagai Pusat Pembangunan Manusia.
We ask political and human rights experts to analyse what Jokowi’s victory means, based on this early quick count, for civil liberties and the protection of human rights in Indonesia.
Kami meminta pakar politik dan hak asasi manusia untuk menganalisis apa makna kemenangan Jokowi, berdasarkan hasil hitung cepat awal ini, bagi kebebasan sipil dan perlindungan HAM di Indonesia.
Joko “Jokowi” Widodo bisa saja mengklaim dia bukan pelanggar HAM seperti lawannya, Prabowo Subianto. Tapi rekam jejak Jokowi menunjukkan bahwa komitmennya untuk menyelesaikan kasus-kasus hanyalah omong kosong belaka.
Joko “Jokowi” Widodo may claim that he is not a human rights offender like his rival, Prabowo Subianto, but his track record during his tenure may indicate otherwise.
Tobias Basuki, Centre for Strategic and International Studies, Indonesia; Andina Dwifatma, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya ; Asmin Fransiska, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya , and Yohanes Sulaiman, Indonesian Defence University
A panel of Indonesian experts respond to the executions of eight people, including Australians Myuran Sukumaran and Andrew Chan.
Peneliti PUI-PT PPH Pusat Unggulan Kebijakan Kesehatan dan Inovasi Sosial, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Assistant Professor, Lecturer, Head of Food Processing Laboratory, Food Technology Study Program, Faculty of Biotechnology, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya