Agama menjadi pegangan pekerja rentan di tengah terpaan eksploitasi, di antaranya melalui komunitas satu profesi. Sayangnya, penerapannya belum bisa mendorong kondisi kerja yang lebih layak
Menghadapi potensi eksploitasi perusahaan teknologi, mitra dan konsumen dapat membuat platformnya sendiri. Koperasi yang menekankan pada asas sukarela dan kekeluargaan dapat menjadi alternatif.
Meski ekonomi gig tengah pesat berkembang, Indonesia belum memiliki basis data yang menggambarkan besaran dan sebaran pekerjanya. Sebuah riset berusaha memberikan ilustrasi dan menjembatani kekosongan ini.
Pemerintah telah mengumumkan kenaikan tarif dasar bagi platform ojek online, yang selama ini kerap memicu protes dari pengemudi. Apakah ini berarti tuntuntan pengemudi ojek online telah terjawab?
Tuntutan pengemudi lebih sering dijawab dengan algoritma aplikasi dan diskusi satu arah. Aksi protes jadi pilihan pengemudi untuk melawan “pembungkaman”.
Dengan mengidentifikasi pola-pola perlawanan ini, kami ingin membuktikan bahwa pengendara Gojek memiliki kekuatan individual yang kuat dalam merespons sistem kerja yang eksploitatif
Menggunakan teknologi dan retorika, perusahaan transportasi online berhasil mendikte pengemudi dan dalam waktu yang sama menciptakan ilusi hubungan yang setara.
Indonesia telah mengubah aturan transportasi online demi persaingan sehat. Namun pemerintah belum membahas masalah ketidakpastian dan kerawanan pekerjaan yang dialami pengemudi.
Lecturer at Universitas Tidar and Research Fellow at Institute of Governance and Public Affairs Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Tidar Magelang