Perjuangan mempertahankan tanah adat bukan semata-mata menyelematkan hutan dan lingkungan, melainkan juga menyelamatkan generasi yang akan datang—untuk tetap berdaulat, untuk tetap hidup.
Perlindungan terhadap masyarakat adat belum terpenuhi, sementara eksistensi mereka terancam dengan upaya penjarahan sumberdaya alam dan pengalihan fungsi hutan.
Suku Marind di Papua menganggap hutan, tumbuhan dan hewan sebagai keluarga. Namun, hubungan multispesial yang dihargai secara budaya ini sedang terganggu oleh proyek pengembangan kelapa sawit.
Di tengah perundingan yang berlarut-larut mengenai perbatasan Indonesia dan Timor Leste, masyarakat adat membuat kesepakatan untuk mengatasi masalah-masalah akibat sengketa perbatasan dengan damai.
Peserta forum meja bundar di Australia dan Indonesia setuju bahwa keluarga besar dan komunitas memegang peranan penting dalam pengasuhan di 1000 hari pertama kehidupan si anak.
Nelayan itu memiliki pengetahuan yang jauh melampaui catatan riset resmi yang mana pun dan mampu mendeskripsikan kecenderungan historis dan perubahan populasi sebelumnya yang tidak tercatat.