Perdebatan tentang menyusui di ruang publik telah membenturkan perempuan atas pilihannya masing-masing, dan memaksa perempuan memenuhi ekspektasi masyarakat.
Pekerja migran perempuan yang terpaksa pulang saat pandemi COVID-19 tak hanya harus berjuang mencari penghasilan baru, namun juga terkena stigma dan menanggung beban ganda sebaga ibu rumah tangga.
Di Indonesia, kesenjangan upah gender masih tinggi dan kontribusi pendapatan perempuan ke perekonomian terus stagnan. Ini membuat potensi pertumbuhan ekonomi tak maksimal.
Banyaknya anggapan yang mendiskreditkan pentingnya pendidikan bagi perempuan menjadi faktor utama sulitnya perempuan di pedesaan mendapatkan pendidikan yang layak sampai ke tingkat yang lebih tinggi.
Laporan-laporan terkini terkait peracunan lebih dari 1.000 pelajar perempuan di Iran tampaknya merupakan babak baru dalam upaya pembungkaman hak pendidikan perempuan.
Perempuan telah lama menuntut perubahan di Iran. Setelah kematian seorang perempan yang dianggap melanggar aturan hijab, pendemo perempuan memimpin Iran menuju masyarakat yang lebih bebas dan adil.
Di pesantren, kesetaraan gender masih dipahami sebagai nilai baru yang disuarakan oleh dunia Barat, bahkan dikhawatirkan dapat merusak tradisi yang telah mapan.
Kemenangan perempuan Arab Saudi terus berlanjut; mereka kini diperbolehkan punya paspor dan bepergian tanpa ijin wali lelaki. Perjuangan mereka menuntut haknya tidak akan selesai sampai disini.