Jangan sampai negara-negara ASEAN lebih condong ke salah satu pihak, karena ini sedikit banyak akan berdampak bagi stabilitas politik di kawasan.
Academic rigour, journalistic flair
Articles on Amerika Serikat
Displaying 1 - 20 of 43 articles
Sebagian masyarakat AS percaya bahwa hanya Donald Trump yang memahami kepentingan mereka, sehingga mereka akan memilih dan memperjuangkannya, terlepas dari dakwaan-dakwaan yang dialamatkan padanya.
Istilah seperti ‘Dunia Ketiga’ dan ‘negara berkembang’ telah lama ketinggalan zaman.
Bahasa “Jaksel” sering dianggap cerminan tingkat pendidikan dan kelas sosial yang tinggi. Bisa jadi itu benar, tapi fenomena ini bisa dikaji lebih dalam dari lensa sejarah, tata ruang, dan kebahasaan.
Kebangkitan Cina sebagai negara adidaya lamban laun bisa mengubah lanskap geopolitik dunia dan menjadi kekuatan global yang menantang dominasi AS.
Hubungan Cina dan Rusia terlihat rumit. Tetapi keputusan Cina untuk mendukung Rusia dalam perang di Ukraina pada akhirnya bermuara pada kepentingan politik Cina sendiri.
Kontribusi industri manufaktur Indonesia kian anjlok tiap tahunnya. Dari raksasa ekonomi Cina dan Amerika Serikat, kita bisa belajar pentingnya kebijakan inovasi agar pertumbuhan industri tak mandek.
Selesai dari presidensi G20 tahun ini, sorot mata dunia akan kembali mengarah pada Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023.
Hanya 24 negara di seluruh dunia yang melarang aborsi sepenuhnya. Putusan Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat (AS) untuk menganulir Roe v. Wade tidak akan berpengaruh secara global.
Ini pertama kalinya Rusia, Cina dan negara-negara Barat bertemu tatap muka sejak perangh Ukraina dimulai. Pertemuan tersebut tidak berjalan dengan baik.
KTT G20 merupakan momentum bagi Indonesia untuk dapat menjadi mediator perdamaian bagi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina.
Konflik Rusia-Ukraina melibatkan tiga pemimpin kunci, yang masing-masing memiliki karakter kepemimpinan berbeda dalam menghadapi krisis.
Perusahaan media sosial di Eropa sedang dilucuti
Indonesia telah memiliki fondasi yang relatif dalam pertahanan siber, namun ini belum cukup untuk menghadapi pelbagai tantangan pertahanan siber yang terus berkembang.
Gedung-gedung WTC dirancang untuk mampu menahan tekanan angin 30 kali lebih besar dari berat pesawat.
Taliban telah menunjukkan indikasi kekerasan dan penindasan terhadap perempuan seiring dengan kembalinya Taliban menguasai Afghanistan.
Wilayah Teluk Arab bisa menjadi pintu gerbang bagi Indonesia untuk menjauh dari orbit Cina dan AS. Ini juga menyediakan pasar dan mitra investasi yang berpotensi menguntungkan.
Meski mencakup 70 juta orang, masyarakat adat di Indonesia masih belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah semasa pandemi.
Bergabungnya AS kembali ke Perjanjian Paris memberikan harapan adanya perubahan bagi penurunan emisi global dan upaya mengatasi dampak krisis iklim, termasuk Indonesia.
Sulit untuk menerka apa manfaat kudeta ini bagi militer; militer selama ini telah mampu memperluas pengaruh dan mendapat kepentingan ekonomi di negara itu.
Top contributors
-
Researcher, Center of Economic and Law Studies (CELIOS)
-
Lecturer at Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Tidar Magelang
-
Interim Director of the Frederick S. Pardee Center for the Study of the Longer-Range Future, Boston University
-
PhD Candidate, UNSW Sydney
-
Professor and Head of Social Sciences, University of Tasmania
-
Chair in Global Islamic Politics, Alfred Deakin Institute for Citizenship and Globalisation; Scholar -In-Residence Asia Society Australia, Deakin University
-
Dean of Jimmy and Rosalynn Carter School for Peace and Conflict Resolution, George Mason University
-
Professor of International Security, University of Birmingham
-
Reader (Associate Professor) in Law, University of Kent
-
Associate Professor of Security and International Relations, Staffordshire University
-
Associate Lecturer, Faculty of Social Science, The Open University
-
Chair, Department of Judaic and Near Eastern Studies, and Associate Professor of Middle Eastern Studies and Public Policy, UMass Amherst
-
Lecturer in Politics and International Studies, The Open University
-
Professor, Clinton Institute, University College Dublin
-
Lecturer in architecture history, Universitas Indonesia
