EOCRU was established in 2008 by a memorandum of understanding between the Eijkman Institute for Molecular Biology (EIMB) and the University of Oxford, as an embedded unit of the EIMB. These institutions now collaborate in clinical, laboratory, and field research on infectious diseases of public health importance in Indonesia. EOCRU is directed by Prof J. Kevin Baird and comprises three research groups and five supporting service groups.
The Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU), with its Indonesian hosts and partners, aims to collaboratively develop and pursue a research agenda of relevance to Indonesian healthcare providers and their patients. We are especially committed to infectious diseases that impose burdens of preventable or treatable morbidity and mortality in Southeast Asia, including tuberculosis, malaria, and other emerging and neglected infections. EOCRU’s vision is to compose an important and highly active centre of biomedical research excellence, with our hosts and partners, focusing on opportunities to improve the prevention, diagnosis, and treatment of these endemic infections by conducting robust randomized clinical trials that may directly impact practice and improve the health outcomes in Indonesia and the region.
Walau ada kemajuan yang signifikan, angka itu lebih rendah dibanding negara-negara yang usia kemerdekaanya hampir sama, seperti Korea Selatan atau lebih belakangan seperti Malaysia dan Singapura.
Pekerja yang mengenakan masker melintas di kawasan Sudirman, Jakarta, 17 Mei 2022. Pakai masker tetap wajib di area padat orang.
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa
Walaupun pemerintah telah membolehkan tidak pakai masker, lebih baik Anda tetap pakai masker di luar ruangan untuk memproteksi diri dari risiko penularan COVID.
Petugas kesehatan menyuntik vaksin COVID-19 pada pemuda di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, 6 September 2021.
ANTARA FOTO / Irwansyah Putra/hp
Jika biaya yang digunakan untuk memperoleh ivermectin dibebankan ke JKN, hal ini akan mengalihkan sumber daya yang seharusnya dapat digunakan untuk obat-obatan lain yang telah terbukti efektif.
Suasana pusat perbelanjaan di Jakarta, 29 Juni 2021. Mulai besok hingga 20 Juli, mal ditutup untuk cegah penularan COVID-19.
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp
Idealnya, pembatasan darurat yang diperlukan adalah menarik 100% orang ke dalam rumah dan menghabiskan waktu lebih banyak di dalam rumah selama 2-4 minggu.
Petugas kesehatan berjalan di antara pasien positif COVID-19 yang baru tiba di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, 5 Mei 2021.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj
Lenny Lia Ekawati, University of Oxford; Iqbal Elyazar, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU); Tety Rachmawati, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health Indonesia, and Wahyu Pudji Nugraheni, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health Indonesia
Individu, keluarga, masyarakat dan pengambil kebijakan bersama-sama mencegah risiko kematian dengan mengubah perilaku, pola konsumsi, dan membelanjakan anggaran untuk menunjang hidup sehat.
Kini semakin banyak infeksi tak bergejala yang sulit dideteksi dengan pemeriksaan standar.
Jarun Ontakra/Shutterstock
Untuk memutus rantai penularan, diperlukan alat deteksi yang jauh lebih sensitif daripada pemeriksaan mikroskopis.
Lebih dari 100 peneliti dunia hadir untuk mempromosikan penelitian karbon rendah kepada pembuat kebijakan dalam Pertemuan Tahunan Jejaring Kerja Riset Rendah Karbon Asia di Bogor, Jawa Barat.
(ANTARAFOTO/Jafkhairi)
Pengadopsian riset dan bukti ilmiah oleh pembuat kebijakan sering terhambat tiga hal: durasi jabatan politik yang pendek, realita ekonomi dan politik, serta komunikasi riset yang kurang membumi.
Pembeli menunggu makanan pesanannya di mall Senayan City, Jakarta, 14 September 2020. Mal masih boleh beroperasi dengan kapasitas separuhnya selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Apakah pembatasan kali ini akan benar-benar mampu mencegah “lumpuhnya” rumah sakit?
Aparat pemerintah memperingatkan penduduk yang mengabaikan perintah jaga jarak skala besar, mereka masih berkumpul di area pasar di Jakarta, pada masa wabah virus corona.
Edwin Dala/INA Photo Agency/Sipa USA/AAP
Pemerintah perlu secara terbuka dan transparan menyampaikan data jumlah pemeriksaan PCR dan lamanya waktu pemeriksaan untuk setiap provinsi dan kabupaten/kota untuk membuat kurva epidemi.
Nyamuk Anopheles betina dapat menularkan penyakit malaria melalui gigitan.
Kletr/Shutterstock
Henry Surendra, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU)
Pemerintah harus memperkuat pemantauan malaria pada periode tertentu dengan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi seperti menjelang mudik Lebaran atau libur nasional, dan saat musim paneh buah.
Para penumpang yang mengenakan masker tiba di bandara saat petugas menyemprotkan disinfektan untuk cegah COVID di terminal kedatangan Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, 13 Maret 2020.
REUTERS/Willy Kurniawan/AAP
Henry Surendra, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU)
The current calculation of the COVID-19 death rate in Indonesia does not reflect the reality on the ground.
Muslim tetap menjaga jarak antarorang untuk hindari penularan coronavirus saat salat Jumat di sebuah masjid di Surabaya, 20 Maret 2020.
EPA/FULLY HANDOKO
Henry Surendra, Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU)
Penghitungan tingkat kematian di Indonesia tidak mencerminkan kenyataan di lapangan karena jumlah kasus positif yang dilaporkan diperkirakan jauh dari angka yang sebenarnya terjadi di masyarakat.
A nurse looks out of the isolation room for patients infected with COVID-19 at Undata Hospital, Palu, Central Sulawesi, Indonesia March 3, 2020.
EPA/OPAN BUSTAN
Massive COVID-19 rapid testing is starting this week in the several cities and regencies of coronavirus hot spot of Jakarta, West Java and Banten focusing on vulnerable groups.
Seorang perawat memandang dari ruangan isolasi untuk pasien terinfeksi COVID-19 di Rumah Sakit Undata Palu, Sulawesi Tengah, 3 Maret 2020.
EPA/OPAN BUSTAN
Pertumbuhan COVID-19 yang begitu cepat juga terjadi di Italia, Iran, dan Korea Selatan. Ada kemungkinan orang terinfeksi namun belum terdeteksi atau tidak melapor.