Wakil tim sukses calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2, Grace Natalie, mengkalim kita kekurangan lahan pertanian dan terancam krisis pangan. Tepatkah pernyataannya?
Agar Bulog dapat menyerap beras dari petani dan menekan harga di pasaran, pemerintah terus berupaya mengutak-atik harga pembelian pemerintah (HPP). Padahal, penyebab tingginya harga beras tak sesederhana itu.
Jonatan A Lassa, Charles Darwin University; Ermi Ndoen, Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) Kupang, and Yosep Seran Mau, Universitas Nusa Cendana
Ketimbang menjadikan beras sebagai musuh diabetes secara total dengan peralihan pada sumber diet alternatif rendah karbohidrat, sesungguhnya ada beberapa jalan keluar.
Studi saya menemukan, temperatur di Wonogiri, Jawa Tengah, akan naik 1.3 - 2.0 °C sehingga mengubah pola hujan . Akibatnya, produksi beras akan berkurang sekitar 2,56 - 11,77 persen pada 2050 .
Tanpa data dan informasi sumberdaya lahan dan tanah yang akurat, detail dan akuntabel peningkatan produksi pertanian tidak optimal. Akibatnya ketahanan pangan penduduk Indonesia menjadi taruhannya.
Tak hanya di Indonesia, motode sederhana dan kuat ini dapat dipakai di seluruh Asia Tenggara, dan dapat digunakan sebagai alternatif selain survei lapangan yang memakan waktu dan ongkos mahal.
Pada lahan sawah bukaan baru belum terbentuk lapisan tapak bajak yang kedap air. Diperlukan air yang banyak melalui sistem irigasi teknis agar kebutuhan air terpenuhi.
Jika lahan sawah terus berkurang, produksi padi akan turun, stabilitas pangan untuk rakyat terancam. Sayangnya selama puluhan tahun, data lahan tidak akurat.
Jika tanah selalu ditanami terus menerus maka tidak ada waktu untuk istirahat untuk memulihkan energi. Kebutuhan nutrisi tanaman berkurang dan perlu ditambah.
Meningkatnya level karbon dioksida menyebabkan kandungan vitamin dan nutrien dalam padi menurun. Ini bisa memperparah masalah kelaparan dan gizi buruk.
Assistant Professor, Lecturer, Head of Food Processing Laboratory, Food Technology Study Program, Faculty of Biotechnology, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya