Ada miliaran galaksi di alam semesta.Terdapat miliaran bintang di setiap galaksi. Apakah mungkin di luar sana ada miliaran planet juga?
Academic rigor, journalistic flair
Articles on matahari
Displaying all articles
Secara alami, Bumi terus berubah meskipun terbilang lambat. Namun, manusia mempercepat perubahan ini dengan pemanasan global.
Para astronom tahu banyak tentang apa yang ada di luar angkasa – dan berpikir mungkin saja itu tidak akan pernah berakhir.
Para ilmuwan NASA menyatakan teleskop HUBBLE yang berada di luar angkasa ternyata mampu memotret sebuah bintang biru yang dari tata surya kita jaraknya sekitar 9 miliar tahun cahaya.
Sejujurnya, tidak ada yang benar-benar tahu. Tapi itu mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa sinyal dari hidung dan mata kamu tiba di area yang sama di otak kamu.
Bumi berputar pada porosnya setiap hari, tetapi gravitasi membuat kita tetap diam di tempat kita berada.
Jawabannya berkaitan dengan bagaimana cahaya dari Matahari tiba ke Bumi melewati atmosfer.
Kalau kita bisa pergi ke tengah Matahari, mungkin semua akan terlihat sangat terang - dan mungkin sedikit merah jambu.
Warna atmosfer tergantung pada zat apa yang ada di dalamnya.
Kabar baiknya, polusi cahaya dapat dicegah dan diminimalkan dampaknya dengan mudah. Upaya pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi paparan cahaya pada malam hari.
Kebutuhan cahaya matahari untuk sintesis vitamin D dapat terpenuhi dengan waktu paparan selama rata-rata 10-15 menit saja sehari dalam 3-4 kali semingggu.
Kita telah menciptakan penyakit palsu lain yang didorong oleh perusahaan vitamin, kelompok pasien, produsen makanan, departemen kesehatan masyarakat, dan lembaga amal.
Cerita panjang bagaimana Bulan terbentuk tidak sepopuler bagaimana gerhana Bulan terjadi.
Top contributors
-
PhD Candidate, University of Southern Queensland
-
Professor of Genetic Epidemiology, King's College London
-
Reader in Astrophysics, Keele University
-
Researcher, The University of Melbourne
-
Professor in Community Medicine and Healthcare Policy, Universitas Andalas
-
Lecturer in Physics and Creator of Metris, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
-
Assistant Professor in Physiology at Biology Department Faculty of Mathematics and Natural Sciences Andalas University, Universitas Andalas
-
Associate Professor of Physics, University of Richmond
-
Postdoctoral Research Fellow, Centre for Astrophysics and Supercomputing, Swinburne University of Technology
-
PhD Candidate, University of Southern Queensland
-
Distinguished Professor Emeritus of Anthropology, Binghamton University, State University of New York
-
Professor of Earth, Planetary, and Space Sciences, University of California, Los Angeles
-
Professor Emeritus, Department of Geological Sciences, Binghamton University, State University of New York
-
