Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah memangkas laju deforestasi. Itulah mengapa aksi pengekangan terbaru terhadap para peneliti di negeri ini sangat mengejutkan.
Di gelaran G20 2022, kesiapan pandemi dan ketahanan iklim global menjadi prioritas utama para ilmuwan dunia. Berikut 4 rekomendasi kami untuk Indonesia dan negara-negara dunia.
Dekolonisasi sains bukanlah menolak metode ilmiah, melainkan mengajak kita mempertanyakan sifat kolonialis yang terbawa dalam penyebaran sains dari negara Barat.
Para ilmuwan tidak selalu benar, dan bukti baru selalu bisa muncul untuk menyangkal sebuah teori. Namun, filsafat membantu menjelaskan alasan bagi kita untuk mempercayai sains.
Berjalan secara vertikal – atau bahkan terbalik – merupakan hal yang mudah bagi semut.
pecchio/iStock via Getty Images Plus
Kaki semut memiliki berbagai alat – mulai dari bantalan lengket yang dapat ditarik sampai cakar hingga duri dan bulu khusus – memungkinkan melawan gravitasi dan mencengkeram hampir semua permukaan.
Seorang ahli virus melakukan eksperimen terkait virus corona.
Freepik
Keyakinan individu terhadap sains sebaiknya harus tetap dilandasi dengan kemampuan memahami sains yang mumpuni agar mereka mendapat pengetahuan yang lebih baik dalam memahami kondisi sekitar.
Media sosial merupakan medium komunikasi sains yang perlu dimasuki oleh para ilmuwan.
Tracy Le Blanc/Pexels
Wacana kualitas sains ini menonjol sejak diskusi publik ramai membahas tentang topik yang mempunyai dampak sosial yang tinggi seperti perubahan iklim, keraguan vaksinasi atau pandemi COVID-19.
Sebuah molekul nanographene dicitrakan oleh mikroskop gaya atom nonkontak.
Patrik Tschudin/gross3HR/Wikimedia Commons
Seorang fisikawan menjelaskan bagaimana atom menyusun dirinya menjadi molekul – dan bagaimana para ilmuwan dapat menggambarkan potongan-potongan kecil materi yang membentuk segala sesuatu di sekitarmu
Rekonstruksi Haikouichthys ercaicunensis berdasarkan bukti fosil.
Talifero/Wikimedia Commons
Penggunaan contoh fenomena salju dalam pelajaran Kimia bisa jadi bukan cara terbaik untuk mengajarkan penurunan titik beku pada murid-murid di Indonesia.
Cukupkah tiap peneliti fokus mendalami rumpunnya masing-masing saja? Berbagai penulis The Conversation menyiratkan pendekatan ini bisa jadi membuat kontribusi mereka ke masyarakat kurang berdampak.
Ada jenis partikel khusus yang disebut ‘tachyon’ yang harus bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Tapi inilah masalahnya – kami tidak dapat membuktikan bahwa tachyon itu ada.
Belakangan ini muncul wacana dekolonisasi sains untuk membebaskan Indonesia dari dominasi sains dan pendidikan yang dianggap Eurosentris. Benarkah pendidikan sains Indonesia ‘dijajah’ pemikiran Barat?
Ahli vulkanologi sering mengunjungi gunung berapi aktif untuk mengamati letusan dan mengumpulkan sampel lava dan abu.
Flickr/MONUSCO Photos
Ahli vulkanologi mempelajari pembentukan dan letusan gunung berapi - jelas merupakan salah satu pekerjaan paling menarik. Namun, itu juga bisa sangat berbahaya.
Mungkin ada lebih dari satu juta planet di alam semesta untuk setiap butir pasir di Bumi. Itu banyak sekali planetnya. Dugaan saya adalah bahwa mungkin ada kehidupan di tempat lain di Semesta.
Produksi pengetahuan yang terjadi di berbagai negara berkembang selama ini banyak berkiblat pada perspektif kolonial.
(Unsplash/Jean Beller)
Dekolonisasi sains menawarkan pijakan penting supaya dunia pendidikan tinggi dan dan sains di Indonesia bisa berhenti berkiblat pada dunia Barat dan menemukan suaranya sendiri.
Beberapa anak dan remaja menganggap dampak perubahan iklim itu traumatis. Mengambil pendekatan trauma-informasi untuk pendidikan dapat memelihara ketahanan.