Kita sering mendengar dan menerima saran: “Temukan ‘passion'mu”. Tapi ternyata, saran tersebut tidak sepenuhnya benar, bahkan bisa berdampak negatif. Mengapa?
Selamat datang di realitas baru.
sun ok/Shutterstock
Kami telah menghabiskan waktu lama untuk mempelajari orang-orang yang berpikir bahwa mereka berasal dari planet lain, jadi kamu tidak perlu melakukannya.
Penyebaran berita palsu melalui aplikasi pesan pribadi.
Henryk Ditze/Shutterstock
Secara psikologis, individu yang menerima informasi palsu secara perlahan membangun keyakinan mereka yang baru. Ini bisa mendorong mereka untuk ikut mendukung dan menyebar informasi itu.
Sangatlah penting untuk menemukan seorang psikolog yang dapat membuatmu merasa nyaman dan memahami dirimu.
Priscilla Du Preez
Psikolog menggunakan sejumlah terapi yang berbeda, termasuk terapi perilaku kognitif dan terapi aktivasi perilaku. Berikut ini cara kerjanya beserta kecocokannya denganmu.
Ilustrasi kapal selam Titan.
Amnat Phomuang/Shutterstock
Kita perlu melihat bagaimana masyarakat menjunjung pengambilan risiko yang meremehkan peraturan keselamatan, ketimbang hanya menyalahkan individu-individu tertentu.
Terlalu cepat merespons dengan ‘Oh ya, aku juga mengalaminya’ membuat percakapan jadi menjenuhkan dan membuat temanmu merasa tidak didengarkan sejak awal.
Membaca menjadi lebih cepat ketika kita tidak perlu mengucapkan setiap kata dengan keras.
Gary Waters/Science Photo Library via Getty Images
Banyak orang mengalami cinta secara berbeda. Namun, terlepas dari perbedaan dalam cara mengalaminya dan bagaimana cinta berubah seiring waktu, manusia adalah makhluk sosial yang sangat terpesona olehnya.
Belakangan ini, topik deja vu muncul di ranah sains. Para peneliti pun mulai melakukan eksperimen untuk menjelaskan deja vu. Jadi, apa penyebab deja vu?
Mata Anda dapat mengungkapkan lebih banyak hal dari yang Anda pikirkan.
True Touch Lifestyle/Shutterstock
Mengkhawatirkan berapa banyak orang yang percaya ide-ide palsu melewatkan bahaya yang sebenarnya – bahwa orang tetap dapat dipengaruhi oleh ide-ide tersebut terlepas mereka percaya atau tidak.
Penelitian eksperimental baru mengungkap gaya berjejaring sosial yang berbeda antara individu, dan ini berkaitan dengan persepsi hubungan sosial yang berbeda.
Teknologi justru bisa jadi batu sandungan bagi upaya orang-orang untuk mencari kesamaan dan jalan tengah.
(Johanna Svennberg/iStock via Getty Images)
Jan Feld, Te Herenga Waka — Victoria University of Wellington; Anne Ardila Brenøe, University of Zurich, and Thomas Dudek, Te Herenga Waka — Victoria University of Wellington
Peneliti memiliki pendapat berbeda mengenai pengaruh tmbuh dengan saudara perempuan atau laki-laki pada kita saat dewasa. Penelitian baru dengan mahadata berupaya untuk menyelesaikan argumen tersebut.
Banyak dari kita punya beragam kebiasaan destruktif yang justru menghambat kita untuk memiliki hubungan asmara yang sehat dan berjangka panjang. Apa yang bisa kita lakukan untuk berhenti melakukannya?
Narsisisme di kalangan kaum muda tak hanya berupa aktivitas keranjingan swafoto, tapi juga bisa muncul dalam bentuk ekspresi atau terkadang fanatisme kelompok keagamaan.