Pemimpin dunia dan pakar kebijakan luar negeri memperkirakan ISIS akan meningkatkan serangannya selama masa pandemi COVID-19, tapi lockdown justru membantu mempersulit mereka melakukan kekerasan.
Lahirnya kelompok-kelompok ekstremisme pasca jatuhnya NII menjadi bukti bahwa ambisi untuk mendirikan negara Islam akan selalu muncul dalam setiap rezim dan setiap masa.
Kelompok Muslim membakar obyek yang menggambarkan Nupur Sharma, dalam sebuah demonstrasi di Karachi, Pakistan.
AP Photo/Fareed Khan
Seorang akademisi Islam menulis tentang bagaimana otoritarianisme yang meluas di negara-negara Islam memengaruhi kebijakan luar negeri mereka terhadap minoritas Muslim di luar negeri.
Proses radikalisasi adalah suatu sistem kompleks yang tidak dapat hanya direduksi sebagai sesuatu yang hanya ada pada otak, perilaku, dan lingkungan. Ia berada pada irisan ketiganya.
Densus 88 menggerebek teroris di Indonesia pada 2016.
M Urip/EPA
Dengan perkembangan ISIS sekarang yang telah mencapai ke seluruh dunia, kini waktu yang ideal untuk memfasilitasi hubungan kerja sama antara Detasemen 88 dan uni anti-terorisme Australia.
Polisi antiteror berjaga di dekat rumah pelaku bom bunuh diri di Surabaya, 15 Mei 2018. Serangan teror dua hari berurutan menewaskan 25 orang.
STRINGER/EPA
Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan berat yang terjadi dalam waktu bersamaan, yaitu kembalinya pejuang IS dan kekerasan ekstrem yang tumbuh di dalam negeri.
Polisi membawa kantong mayat di loasi pengeboman di sebuah gereja di Surabaya, Jawa Timur, 13 Mei 2018.
EPA
Agnès De Féo, École des hautes études en sciences sociales (EHESS)
Sejumlah perempuan yang pernah menggunakan dan membela hak penggunaan cadar tertutup penuh yang dikenal sebagai niqab memilih untuk berhenti menggunakannya. Dua perempuan membagi kisah mereka.