Agama dan nasionalisme pernah menjadi ideologi yang bertentangan. Kini, keduanya semakin bersahabat, dengan populisme yang sering kali menjadi perekatnya.
Academic rigor, journalistic flair
Articles on populisme
Displaying all articles
Internet dianggap sebagai teknologi pembebasan dan dituduh merusak demokrasi. Penelitian menunjukkan anggapan dan tuduhan tersebut ada benarnya.
Isu-isu terkait hak-hak sipil, kesenjangan, korupsi, dan politik praktis menjadi sorotan utama bagi para pakar dan peneliti.
Seorang pakar konflik menyebut kejadian di Capitol sebagai ‘kerusuhan kacau yang melibatkan orang-orang mengamuk di jantung demokrasi AS’.
Ceramah-ceramah penuh kebencian dan hasutan kekerasan terus berulang karena nyaris tidak ada penegakan hukum yang berefek jera terhadap para pelaku. Kenapa demikian?
Sama seperti label “komunis” di Indonesia, label “Marxisme Budaya” bisa ditempelkan ke berbagai macam musuh
Mereka tidak mampu memimpin dalam situasi krisis karena sifat bias optimisme dan rasa puas diri, ambigu, dan anti-sains.
Top contributors
-
Chair of Cognitive Psychology, University of Bristol
-
Professor of Political Science, Director of Center for Islamic & Arabic Studies, San Diego State University
-
Senior Lecturer, Humanitarian Emergency and Disaster Management, Charles Darwin University
-
Assistant Professor of Political Science, Indiana University
-
Lecturer, Humanitarian, Emergency and Disaster Management, Charles Darwin University
-
Lecturer in Indonesian Studies, Charles Darwin University
-
Researcher at the Centre for Religious and Crosscultural Studies (CRCS), Universitas Gadjah Mada
-
Doctoral researcher in computational social science, Hertie School
-
Research Scientist, Center for Adaptive Rationality, Max Planck Institute for Human Development
-
Director, Center for Adaptive Rationality, Max Planck Institute for Human Development
