Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan TN Komodo: data lengkap, keterlibatan masyarakat dan komunikasi efektif.
Disiplin ilmiah, gaya jurnalistik
Artikel-artikel mengenai Konservasi
Menampilkan 21 - 37 dari 37 artikel
Konservasi diharapkan menjadi usaha kita untuk melindungi lingkungan. Mengapa usaha ini masih terus terhambat?
Setelah mamut berbulu dan megafauna lainnya punah, hewan yang bertahan hidup tidak lagi berbaur. Ini memiliki implikasi besar bagi konservasi modern.
Rencana baru California untuk memerangi perubahan iklim global merupakan rencana yang inovatif. Tapi menimbulkan pertanyaan etis yang rumit tanpa jawaban yang mudah.
Pemberitaan sering melebih-lebihkan risiko serangan hiu bagi manusia. Padahal, lebih dari 500 spesies hiu tidak pernah menyerang manusia, bahkan ada banyak yang bisa dipelajari tentang mereka.
Organisasi lingkungan utama Amerika Serikat telah berjanji untuk menjanjikan keragaman staf dan dewan mereka selama lebih dari 20 tahun, tetapi bergerak perlahan. Apakah skandal di tempat kerja akan membuat perbedaan?
Dunia sedang berduka setelah kepergian badak Sumatra jantan terakhir di Malaysia. Apakah ada cara agar spesies ini tidak berakhir punah?
Bumi kita penuh dengan kehidupan, tapi sesungguhnya kita tidak tahu ada berapa banyak spesies hidup di dalamnya.
Jadi bukti menyebutkan bahwa eksploitasi komersial reptil liar ternyata dapat menjaga populasi, bukannya memusnahkan mereka.
Hiu berjalan Halmahera tergolong sebagai spesies endemik lokal yang tidak pernah dilaporkan atau didentifikasi di perairan lain di seluruh dunia. Ini data baru.
Konservasi terus menerus dilakukan. Tapi ironisnya laju perbaikan lingkungan tidak sebanding dengan degradasinya. Rehabilitasi hutan dan lahan di Indonesia adalah contoh yang nyata. Mengapa?
Jutaan dolar dana konservasi telah dihabiskan setiap tahun untuk mengurangi risiko konflik menghadapi harimau, termasuk mengganti kerugian atas ternak dari petani setempat. Tapi tidak efektif.
Orang utan di Asia Tenggara dan Cina mengalami penurunan drastis sekitar 20.000 tahun yang lalu, mengakibatkan penyebaran mereka yang terbatas.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyerukan pemilik konsesi, LSM, pemerintah, dan akademisi untuk bekerja sama melindungi orang utan. Apa ini cukup?
Nelayan itu memiliki pengetahuan yang jauh melampaui catatan riset resmi yang mana pun dan mampu mendeskripsikan kecenderungan historis dan perubahan populasi sebelumnya yang tidak tercatat.
Keindahan, dan yang imut seperti panda, lebih menarik di mata para penyumbang daripada mereka yang sebenarnya lebih membutuhkan.
Badak Jawa termasuk mamalia yang terancam punah. Mereka tinggal di ujung barat Pulau Jawa di jalur tsunami. Untuk menyelamatkan mereka, populasi baru harus dikembangkan.
Kontributor teratas
-
PhD Student, University of Kent
-
Postdoctoral research fellow, University of Copenhagen
-
Professor, Faculty of Environmental Sciences and Natural Resource Management, Wageningen University
-
Professor of Organisms and Environment, Cardiff University
-
Associate professor in marine biology, Swansea University
-
Lecturer in the School of Applied Sciences, Edinburgh Napier University
-
Reader in Anthropology, Brunel University London
-
Honorary Research Fellow, Macquarie University
-
Senior Lecturer in Zoology, Bangor University
-
DPhil researcher, University of Oxford
-
Professor of Anthropology, University of Wisconsin-Oshkosh
-
Research Fellow, Cardiff University
-
Chief Conservation Officer, Project Seagrass & Postdoctoral Associate, Florida International University
-
Assistant Professor of Natural Resources Science, University of Rhode Island
-
Adjunct Professor, Environment & Livelihoods, Charles Darwin University
