Setelah ditiadakannya UN, kebijakan pendidikan dan metode mengajar seperti apa yang tepat bagi guru di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, dan sains?
Papua kesulitan menjalani online learning selama COVID-19. Menariknya, krisis in bisa jadi momen yang tepat untuk berinvestasi pada teknologi penndidikan di Papua.
Kami menemukan bahwa kebijakan terkait profesi guru ASN tidak mampu mendorong mereka untuk mencapai standar kompetensi yang tinggi, dan minim insentif bagi mereka untuk mengembangkan karier.
Perlu riset lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana coronavirus varian B.1.1.7 menginfeksi anak-anak dan remaja serta berapa besar peran anak-anak dan remaja dalam penularan varian baru ini.
Maya Defianty, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tanpa sosialisasi yang jelas dan pembekalan guru yang cukup, asesmen baru ala Nadiem akan sekadar menggantikan UN tanpa banyak perbedaan - wajahnya baru, mentalnya sama.
Proses rekrutmen guru non-permanen seperti skema PPPK secara penuh di Indonesia adalah kebijakan yang tidak tepat. Yang lebih penting justru adalah proses seleksi yang adil dan berkualitas.
Survei kami di SMERU Research Institute menemukan peran kepala sekolah di Indonesia belum efektif dalam membantu guru yang kesulitan menjalankan pembelajaran jarak jauh selama pandemi.
Studi kami di SMERU menemukan bahwa penyebab signifikan buruknya kualitas guru adalah rekrutmen yang tidak fokus ke seleksi guru profesional, tapi untuk memenuhi kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Intan Pradita, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Salah satu penyebab terbesar belum optimalnya online learning saat ini adalah guru masih dijadikan sebagai satu-satunya aktor. Padahal pemerintah juga bisa menggandeng universitas dan orang tua.
Di tengah pandemi COVID-19, tenaga pendidik Indonesia masih kesulitan beradaptasi dengan online learning. Guru harus dilatih untuk lebih berani menerapkan “ketidakpastian” dalam proses pembelajaran.
Studi di berbagai negara menunjukkan kepemimpinan di level sekolah adalah kunci sukses siswa. Namun, riset terbaru di Indonesia menunjukkan kualitas kepala sekolah masih jauh dari harapan.
Nadiem Makarim menyerukan dalam pidatonya bahwa guru harus menjadi penggerak perubahan. Supaya pesannya tidak berhenti hanya sebagai retorika, akademisi menyarankan perombakan sistem pendidikan guru.
Saat kuliah, para calon guru terbiasa mendengarkan penjelasan dan mengerjakan tugas terstruktur tanpa banyak melakukan kegiatan diskusi terbuka untuk mengemukakan pendapat.
Ekspektasi yang diberikan guru kepada siswanya penting untuk menjaga motivasi dan meningkatkan potensi akademik. Meski demikian, ekspektasi yang berlebihan dapat berakibat buruk bagi sebagian siswa.
Hanya 12% guru sekolah dasar yang menganggap dirinya menguasai materi pengajaran literasi baca tulis dan 21% yang menganggap dirinya menguasai materi pengajaran matematika.
Melemparkan masalah internal sekolah untuk diselesaikan oleh bimbel bukan hanya ibarat lembar “handuk” sembunyi tangan, tapi ini kegagalan dalam mendiagnosis sumber masalah di pendidikan formal.
Pemerataan melalui PPDB zonasi seharusnya dilakukan secara bertahap dan diiringi oleh dukungan kepada guru berupa pelatihan dan instrumen pembelajaran yang tepat.
Makin banyak ketidaktuntasan belajar yang dibiarkan, hampir dapat dipastikan akan membuat hasil pembelajaran rendah. Menang olimpiade sains internasional, tapi terpuruk tes PISA.