Jika berita buruk atau tidak relevan membuat Anda mempertimbangkan untuk menghindarinya, kami menyarankan: konsumsi secara moderat.
Perusahaan Mark Zuckerberg mengatakan semua baik-baik saja, tetapi data yang disajikan hanya tentang bagaimana rata-rata pengguna media sosial.
AP Photo/Eric Risberg
Penelitian dari Meta dan beberapa ilmuwan tidak menunjukkan bahaya media sosial, tetapi penelitian lain dan kesaksian pelapor menunjukkan sebaliknya. Walau tampak kontradiktif, keduanya bisa benar.
Riset kami menemukan bahwa banyak remaja Indonesia berusia 16-24 tahun mengalami gejala gangguan mental akibat fase hidup yang penuh dengan tantangan dan perubahan.
Terlalu banyak menonton liputan COVID-19 dapat membuat ketakutan dan menciptakan kekhawatiran yang semakin parah.
seb_ra via Getty Images
Terlalu banyak berita COVID-19 bisa membahayakan kesehatan Anda, saran para ahli. Jadi bagaimana caranya agar tetap terinformasi tanpa merasakan depresi?
Pandemi membuat orang menghabiskan lebih banyak waktu daring untuk sekolah, bersosialisasi, dan bekerja. Agar penggunaan berdampak positif, kita perlu mengelola waktu dan aktivitas daring kita.
DNA juga mempengaruhi daya tahan individu menghadapi tekanan sehari-hari.
Photo by energepic.com from Pexels
Pasien dengan gangguan psikologis harus dimasukkan sebagai pembanding dengan subyek sehat dalam riset baru. Ini untuk mengkonfirmasi keterlibatan variasi DNMT3A dalam kerentanan stres sehari-hari.
Benarkah kesehatan mental semata-mata berada pada tataran individual? Bagaimana jika ternyata ada kekuatan-kekuatan ideologis yang juga berperan bagi kesehatan mental individu?
Terkadang yang dibutuhkan seorang remaja adalah forum online anonim.
Capuski/E+ via Getty Images
Kami ngobrol Teguh Wijaya Mulya, peneliti psikologi pendidikan di Universitas Surabaya, tentang dampak negara pada kesehatan mental anak muda.
Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah pasien sebelum vaksinasi COVID-19 di Airlangga Convention Center, Surabaya, 25 Juli 2021.
ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp
Terbatasnya alat pelindung Diri (APD), ketakutan menjadi sumber penularan bagi keluarga dan orang terdekat, dan ketakutan tertular COVID-19 menjadi sumber dari kecemasan mereka.
Seorang doktor berdiri di Ruang pasien di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putin, Jakarta.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Perbedaan yang signifikan dalam kuantitas dan kualitas fasilitas dan layanan rumah sakit untuk perawatan COVID-19 telah berkontribusi pada peningkatan risiko bagi pekerja medis.
Senza Arsendy, Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI)
Dalam usaha memperbaiki status sosial dan ekonomi, kelompok miskin menghadapi risiko terpisah dari komunitas, mengalami konflik budaya, dan mengalami masalah kesehatan mental
Laporan terbaru terkait data kesehatan di dunia yang memanas. Setidaknya 296.000 kematian terkait panas terjadi pada usia di atas 65 tahun pada tahun 2018.
Jangan berasumsi bahwa sesuatu yang Anda tidak yakin akan berdampak buruk.
LWA-Dann Tardif/Stone via Getty Images
Merasa seperti Anda menghadapi terlalu banyak hal yang tidak diketahui terkait pandemi? Membingkai ulang apa artinya tidak tahu dapat membantu Anda memutuskan hubungan ketidakpastian-kecemasan.
Sebuah kajian terhadapi bukti-bukti yang ada menemukan bahwa duduk atau berjalan di alam selama 10 hingga 20 menit dapat bermanfaat bagi kesehatan mental siswa.
Senior Lecturer in Social Sciences, BA (Hons), MSc, PhD, CPsychol, HE Cert (Couns.), PG Dip (Couns.), FHEA, FRGS, MBACP (Accred), University of Bristol