Guru besar adalah pencapaian jabatan akademik tertinggi yang bisa diraih dosen. Namun, syarat menjadi guru besar tidaklah mudah, sehingga banyak oknum yang kemudian memilih jalan pintas.
Pelanggaran akademik semakin marak di Indonesia dan telah melahirkan reputasi buruk di mata internasional. Dampaknya pun tak main-main. Tapi mengapa praktik-praktik ini masih marak terjadi?
Kelompok berpendidikan tinggi pernah menjadi tulang punggung perjuangan kemerdekaan karena kesadaran politik mereka. Tapi belakangan, kesadaran ini semakin berkurang. Mengapa?
TCID bekerja sama dengan Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), meluncurkan kolaborasi Panel Ahli Cek Fakta untuk menangkal dis/misinformasi menjelang Pemilu 2024.
Dalam beberapa kasus, sulit bagi akademisi untuk mengetahui jurnal mana yang tidak kredibel – sementara di sisi lain, mereka mendapat tekanan untuk segera menerbitkan jurnal.
Benarkah dosen bukan buruh? Apakah tepat jika kita geram apabila pengelolaan kampus dianggap disamakan dengan lembaga politik atau korporasi? Bagaimana komunitas akademik perlu menyikapinya?
Dalam beberapa tahun ke belakang, platform SINTA memegang peran sebagai sistem pemeringkatan kinerja publikasi peneliti. Bagaimana sebenarnya dampaknya terhadap pola produksi riset di Indonesia?
Isu kesejahteraan dosen di Indonesia masih tabu dan minim eksposur. Seperti apa potret gaji dosen di Indonesia, dan bagaimana perjuangan mereka yang baru mulai meniti karir sebagai akademisi?
Beberapa jurnal akses terbuka, jurnal tanpa pungutan biaya bagi pembaca, mewajibkan peneliti membayar untuk penerbitan. Menghapus biaya penulis membantu lebih banyak peneliti mempublikasikan karyanya.
Berbeda dengan para ahli, mesin pencari Google tidak dapat secara otomatis memutuskan sumber mana yang paling penting, paling akurat, atau paling berpengaruh.
Akademisi perempuan Indonesia harus menanggung beban dan tanggung jawab tambahan karena bekerja dari rumah dan juga semakin terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh universitas.
Narasi antisains yang menekan kalangan akademik akan menjauhkan bangsa Indonesia dari kebijakan berbasis riset dan data untuk peradaban yang lebih baik.