Banyaknya anggapan yang mendiskreditkan pentingnya pendidikan bagi perempuan menjadi faktor utama sulitnya perempuan di pedesaan mendapatkan pendidikan yang layak sampai ke tingkat yang lebih tinggi.
Ilustrasi ketimpangan gender di tempat kerja.
Freepik
Kesenjangan upah antara perempuan dan laki-laki tak kunjung mengalami perbaikan. Tingkat pendidikan yang selama ini dianggap biang keladi ternyata bukan satu-satunya alasan.
Ilustrasi laki-laki setara dengan perempuan.
Freepik
Pandangan umum – yang salah dan menyesatkan – soal feminisme adalah saat esensi kesetaraan gender hanya dilihat ketika perempuan bisa melakukan hal-hal yang sama seperti laki-laki.
Seleksi kepala sekolah di Indonesia bersifat ‘netral gender’ dan berbasis kompetensi kandidat. Tapi, dengan demikian, regulasi tersebut justru buta terhadap hambatan khas guru perempuan.
Saat bekerja dari rumah, wanita berjuang lebih dari pria untuk menemukan waktu untuk upaya berkelanjutan yang diperlukan untuk menghasilkan penelitian yang baik dan dapat diterbitkan.
Pelantikan duta besar Indonesia di Istana Negara pada 2017.
Antara Foto/Puspa Perwitasari
Duta besar perempuan cenderung tidak ditempatkan di negara-negara strategis. Duta besar perempuan juga kerap ditempatkan di negara dengan kesetaraan gender cukup tinggi.
Karena terpinggirkan secara sistemik, komunitas transgender menghadapi kesulitan lebih besar dalam mengakses layanan kesehatan mental.
Indonesia mengelola jaringan madrasah (sekolah berbasis agama Islam) yang terbesar di dunia. Sekolah-sekolah ini telah berperan besar dalam memberikan akses pendidikan bagi anak perempuan, dan bisa jadi model yang baik bagi pemerintah Taliban.
(ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)
Indonesia bisa jadi model yang baik bagi pemerintah Taliban terkait bagaimana suatu negara mayoritas Muslim maupun organisasi keagamaan dapat memperluas akses pendidikan bagi anak perempuan.
Tatat, International NGO Forum on Indonesian Development (INFID); Intan Kusumaning Tiyas, International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), and Megawati, International NGO Forum on Indonesian Development (INFID)
Pemangku kepentingan dan masyarakat mendukung UU yang mengatur pencegahan kekerasan seksual. Namun sebagian besar masyarakat tidak tahu adanya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual yang sedang dibahas.
Sejumlah perempuan ikut mengambil air bersih di pengungsian bencana merapi di Muntilan, Magelang, pada 2010.
Noveradika/Antara Foto
Perempuan yang aktif dalam masyarakat, serta memiliki modal dan peran sosial kuat berpeluang besar untuk berperan dalam meningkatkan ketahanan dan kesiapan masyarakat menghadapi bencana.
Gerakan emansipasi perempuan melalui pendidikan sudah dimulai sejak 120 tahun lalu. Telah banyak kemajuan yang dicapai, namun masih ada tantangan tersisa.
Indonesia ingin terus melaju cepat, tapi masalah-masalah besar masih menghambat.
Irwansyah Putra Antara Foto
Ketika perempuan harus menghabiskan berjam-jam untuk mendapatkan air demi keluarganya, penghasilannya akan berkurang dan juga kontribusinya terhadap komunitas.
Professor of Gender, Work and Employment Relations, ARC Future Fellow, Business School, co-Director Women, Work and Leadership Research Group, University of Sydney