Studi baru dari proyek restorasi karang di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa, hanya dalam waktu empat tahun, terumbu karang yang dipulihkan akan tumbuh subur seperti halnya terumbu karang yang sehat.
Masyarakat Gili Matra aktif dalam usaha memulihkan karang. Mereka juga mencoba mencari penghasilan tambahan untuk beradaptasi dengan risiko kerusakan ekosistem karang akibat krisis iklim.
Riset terbaru mengungkapkan ratusan kawasan konservasi di Indonesia akan mengalami pemutihan karang parah setiap tahun akibat pemanasan suhu laut. Pemutihan parah akan terjadi tiga tahun lagi.
ARMS dapat mengundang berbagai macam organisme bergerak seperti ikan, kepiting, udang ataupun organisme sesil (menetap) seperti karang, spons laut, untuk tinggal di dalamnya.
Kala Orde Baru, Indonesia pernah menenggelamkan ban bekas dengan harapan bakal ditumbuhi karang serta dikerumuni berbagai macam ikan. Hasilnya? Nol besar.
Pembatasan aktivitas manusia memberikan waktu bagi ekosistem laut untuk memulihkan diri. Namun, kehadiran manusia dibutuhkan untuk program konservasi laut.
Kaji ulang terhadap larangan cantrang perlu dilakukan untuk menghentikan dualisme kebijakan dan mengembalikan cantrang sesuai asalnya sebagai Danish Seine. Standarisasi dan pengelolaan jadi kunci.
Riset saya menunjukkan bagaimana aktivitas ekonomi dua kota pesisir - Batam dan Natuna - berdampak terhadap kesehatan terumbu karang di sekitarnya, melalui cara yang berbeda.
Perikanan berkelanjutan yang terinspirasi dari nelayan lokal cenderung lebih berhasil ketimbang kebijakan ‘top-down’ pemerintah. Nelayan lokal bisa menjadi pahlawan dalam perikanan berkelanjutan.
Pencemaran laut di Indonesia, terutama akibat sampah plastik, sering kali menjadi konten viral di media sosial. Mungkin Anda masih ingat video penyu yang tersangkut jaring, atau paus mati dengan perut…
IPCC, badan PBB bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan sains iklim, telah merilis laporan mereka tentang lautan dan kriosfer. Singkatnya, ini berita buruk.