Agar bisa mengantisipasi dan menangani munculnya pandemi baru dengan lebih baik, perlu perubahan paradigma dengan melihat interaksi antara kesehatan manusia, kesehatan hewan, lingkungan, dan ekonomi.
Pekerja mengumpulkan rajungan hasil tangkapan nelayan di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, 9 Oktober 2020.
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/wsj.
Produsen dan konsumen tetap harus mengikuti protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik sebelum dan setelah memegang makanan kemasan beku.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) menerima hasil uji klinis tahap tiga obat baru untuk penanganan pasien COVID-19 dari Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih di Jakarta 15 Agustus 2020.
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj
Dalam riset obat, prinsip altruisme sangat kental dalam memutuskan keikutsertaan peserta uji klinik. Prinsip ini menggariskan adanya kemauan untuk berkorban dan berbuat baik untuk sesama.
Dunia dikelilingi partikel virus corona.
ImageFlow/Shutterstock
Meski perubahan adaptif mungkin belum terjadi, semua data yang tersedia pada tahap ini menunjukkan bahwa kita menghadapi virus yang sama sejak awal pandemi.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin kanker serviks kepada siswa kelas 4 dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah di SDN 8 Sumerta, Denpasar, Bali, 14 Agustus 2020.
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/pras
Meski waktu berakhirnya pandemi tidak dapat diprediksi, kita perlu mendorong dan mendukung pasien dengan kanker progresif untuk tetap mendapatkan terapi yang diperlukan.
Pedagang kecil tetap harus bekerja di luar rumah semasa wabah COVID-19 karena pendapatan mereka tidak cukup untuk bertahan hidup, Jakarta, 16 September 2020.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Cara pandang menyalahkan individu atau kelas sosial di Indonesia terus dipakai oleh elit penguasa sejak zaman kolonial hingga kini untuk membenarkan praktik peminggiran yang mereka lakukan.
Petugas memeriksa ambulans yang tiba di kawasan Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, 10 September 2020.
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww
Di tengah laju virus yang makin cepat dan penyebaran yang makin luas, kita butuh data yang akurat, kebijakan dan kepemimpinan yang mampu menjawab dampak wabah ini berdasarkan pertimbangan sains.
Pembeli menunggu makanan pesanannya di mall Senayan City, Jakarta, 14 September 2020. Mal masih boleh beroperasi dengan kapasitas separuhnya selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Soegianto Ali, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Jika kita mengembangkan vaksin sendiri, memproduksi sendiri, serta pembaruan terus-menerus, harapannya kebutuhan dosis vaksin bagi masyarakat Indonesia dapat segera terpenuhi.
Sejumlah wisatawan berada di kawasan Pantai Melasti, Badung, Bali, Rabu (24/6/2020). Beberapa pengelola pantai mulai membuka kembali kunjungan wisatawan dengan penerapan prokotol pandemi COVID-19.
Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Pembatasan aktivitas manusia memberikan waktu bagi ekosistem laut untuk memulihkan diri. Namun, kehadiran manusia dibutuhkan untuk program konservasi laut.
Mencuci tangan dengan sabun merupakan aktivitas penting untuk mencegah penularan virus corona yang menempel di tangan.
Hermawanandik/Shutterstock
Hingga saat ini belum terdapat bukti kuat bahwa kanker meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19.
Petugas pemakaman di Pondok Rangon Jakarta melintasi makam-makam baru dari orang yang meninggal diduga karena COVID-19.
Risa Krisadhi/Pacific Press/Sipa USA/AAP
Kambang Sariadji, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health Indonesia
Ini virus jenis baru yang belum pernah menyebar sebelumnya, sehingga setiap orang berisiko terinfeksi. Kematian akan tinggi sampai ditemukan vaksin atau kekebalan alamiah di masyarakat.
Peter Alagona, University of California, Santa Barbara
Kalelawar lebih berperan dalam membantu penyerbukan tanaman dan memakan hama serangga dibandingkan untuk menyebarkan berbagai virus - yang sebenarnya terjadi karena ulah manusia sendiri.
Menjaga jarak beberapa meter dari orang lain dapat membantu mencegah penyebaran virus corona.
Klaus Vedfelt/ DigitalVision via Getty Images
Belum ada vaksin atau obat untuk COVID-19; perang melawan virus ini dapat dilakukan lewat perubahan perilaku. Ini cara kerjanya.
Rocky Mountain Laboratories (RML) di National Institute of Allergy and Infectious Diseases merilis gambar pertama virus SARS-CoV-2 pada 13 Februari 2020.
NIH
Kebanyakan yang meninggal adalah pasien berusia lanjut yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dan mengidap komplikasi penyakit sebelum terinfeksi virus ini seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.
Mendeteksi semua orang yang terkena COVID-19 merupakan masalah global. Ada terlalu banyak penyakit infeksi saluran pernapasan yang ada, seperti pilek dan flu, yang terjadi di berbagai negara.
Pesawat Batik Air yang mengevakuasi 243 warga Indonesia dari titik terpanas coronavirus, Wuhan Cina, tiba di Bandar Udara Hang Nadim Batam, 2 Februari 2020.
EPA/YCF
Adanya infeksi yang berat pada manusia akibat dari kuman yang lazimnya mengenai hewan adalah bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya ada wabah SARS-CoV dan MERS-CoV.
Secara historis vaksin butuh 2-5 tahun untuk dikembangkan. Tapi dengan upaya global dan pengalaman membuat vaksin virus corona pada masa lalu, vaksin ini potensial bisa dikembangkan lebih cepat.
Pasien terinfeksi coronavirus baru diterima di rumah sakit darurat di Wuhan International Convention and Exhibition Center di Kota Wuhan, Cina, 5 Februar 2020.
EPA/YCF
Krisna Nur Andriana Pangesti, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health Indonesia and Hana Apsari Pawestri, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health Indonesia
Kerja sama antara kementerian kesehatan, institusi riset dan universitas baik di dalam suatu negara maupun lintas negara diperlukan mengingat kasus 2019-nCov ini berskala global.
Peneliti The Cochrane Collaboration; Associate Professor, School of Medicine dan Institute of Research, Development, and Innovations, International Medical University (IMU) Malaysia