Orang cenderung menafsirkan suatu hal melalui berdasarkan keyakinan yang sudah ada. Namun, mereka tidak kebal terhadap perubahan, jika kita memperlakukan mereka dengan hormat dan pengertian.
Sistem ekonomi konvensional harus bisa beralih kepada ekonomi sirkular yang bisa ciptakan pekerjaan, kurangi biaya bahan baku dan selamatkan lingkungan.
Pandemi COVID-19 mengakibatkan pertemuan konferensi iklim tahunan ditunda selama 1 tahun, tapi juga menurunkan emisi karbon. Apakah itu cukup dan apakah kondisi ini akan terus berlangsung?
Mendaur ulang dan mematikan lampu adalah langkah baik, namun tidak sepenting mengurangi konsumsi daging, perjalanan udara, dan berkendara pada basis individual untuk perubahan iklim.
Saat planet ini terus menghangat, peristiwa cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan hujan deras menjadi lebih sering, intens, dan lebih lama, menurut data cuaca global.
Campur tangan manusia terhadap lingkungan dapat meningkatkan ancaman penyakit, seperti COVID-19. Namun, bersentuhan dengan alam juga bisa menjadi solusi untuk pandemi ini.
Pembatasan aktivitas manusia memberikan waktu bagi ekosistem laut untuk memulihkan diri. Namun, kehadiran manusia dibutuhkan untuk program konservasi laut.
Spesies “pemenang” berevolusi di wilayah yang hangat dan subtropis. Sementara, yang berada di wilayah dingin adalah spesies “yang kalah” dan berisiko punah.
Kita bisa mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 15-20% dengan memperbaiki cara berkendara. Ini sekaligus bisa turunkan emisi dan menghemat pengeluaran.
Dengan keberadaan sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, dan ketersediaan lahan, Indonesia bisa menghasilkan 100% listrik hanya dari sinar matahari.