Upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan memperlambat perubahan iklim akan menciptakan istirahat alami.
Academic rigor, journalistic flair
Articles on Satwa Liar
Displaying 21 - 32 of 32 articles
Belum ada regulasi maupun protokol kesehatan yang mengatur perlindungan hewan saat kurva penularan tengah meningkat, atau ketika seseorang berstatus positif COVID-19 dan suspek.
Ada lima strategi yang harus dilakukan agar badak jawa semakin jauh dari jurang kepunahan.
Bagaimana harimau – predator puncak – berhasil berburu mangsa mereka meski memiliki bulu berwarna oranye terang? Rahasianya berada pada belang mereka!
Masyarakat adat di Kalimantan mengaitkan virus corona dengan kehidupan modern, bukan dengan perburuan tradisional mereka.
Turunnya polutan udara karena pembatasan aktivitas manusia membuat Bumi bernapas lagi.
Kita telah mengubah lingkungan saat malam hari dengan singkat, dibandingkan skala waktu evolusioner. Satwa liar tidak punya waktu beradaptasi dengan ini.
Manusia bukan satu-satunya spesies yang menggunakan anggota tubuh atau gestur sebagai cara berkomunikasi.
Mengingat kemunculan wabah melibatkan interaksi berbagai elemen alam, kebijakan yang memungkinkan integrasi berbagai sektor diperlukan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan alam.
Kalelawar lebih berperan dalam membantu penyerbukan tanaman dan memakan hama serangga dibandingkan untuk menyebarkan berbagai virus - yang sebenarnya terjadi karena ulah manusia sendiri.
Jutaan dolar dana konservasi telah dihabiskan setiap tahun untuk mengurangi risiko konflik menghadapi harimau, termasuk mengganti kerugian atas ternak dari petani setempat. Tapi tidak efektif.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyerukan pemilik konsesi, LSM, pemerintah, dan akademisi untuk bekerja sama melindungi orang utan. Apa ini cukup?
Top contributors
-
PhD Student, University of Kent
-
Professor of Conservation Biology, Universitas Indonesia
-
Postdoctoral research fellow, University of Copenhagen
-
Mahasiswa doktoral, University of Kent
-
Wildlife and Ecology Researcher, Universitas Indonesia
-
Principal Lecturer in Ecotourism, Anglia Ruskin University
-
Doctoral Scholar, Geography, Queen Mary University of London
-
Associate Professor of History, Geography and Environmental Studies, University of California, Santa Barbara
-
Lecturer and Marine Reseacher, Universitas Padjadjaran
-
Lecturer in Biology, Universitas Nasional
-
Senior Lecturer of Conservation Biology, Universitas Nasional
-
Research Associate, Flinders University
-
Researcher, Center for Deep-Sea Research, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
-
Associate, Centre for Environmental Law, Macquarie University
-
Professor of Wildlife Conservation, University of Oxford
