Buku Nexus karya Yuval Noah Harari sangat ambisius, berani, sekaligus membuah gelisah. Buku ini menantang pembaca untuk berpikir kritis tentang masa depan.
Penting untuk memahami dan menerapkan prinsip penggunaan AI secara etis dalam publikasi riset agar AI digunakan secara bertanggung jawab, adil, dan tidak menggantikan kemampuan manusia dalam meneliti.
Meningkatkan kesadaran tentang bahaya konten manipulatif dapat membuat masyarakat menjadi konsumen informasi yang lebih kritis melalui lokakarya, kampanye media, dan kurikulum pendidikan.
Penggunaan AI dalam dunia pendidikan masih menimbulkan pro dan kontra. Tapi sebenarnya, AI memiliki potensi untuk mempercepat tercapainya pendidikan berkualitas. Mengapa?
Walau 67% responden memiliki pandangan positif terhadap Gen AI dan masa depannya, ada 47% responden yang khawatir terhadap potensi isu negatif yang dapat terjadi dari penggunaan Gen AI.
Dari laporan riset ini, ada kemungkinan 14,5% pasien yang tidak terdiagnosis oleh radiolog akan mendapat terapi dan perawatan yang kurang atau tidak tepat karena tidak terdiagnosis dengan tepat.
Apakah mungkin AI sebagai sebuah teknologi bisa dianggap sebagai sebuah teknologi yang netral, atau justru memiliki nilai-nilai tertentu yang dipengaruhi penciptanya?
Tak hanya dalam konteks belajar dan riset, pemanfaatan AI dengan tepat bisa membantu perguruan tinggi meningkatkan pengelolaan sumber daya serta kualitas layanan kampus.
Former postdoctoral researcher on machine learning applied to chemical engineering and currently science communicator for the National Museum of Emerging Science and Innovation (Miraikan), University of Tokyo