Selama 75 tahun Indonesia merdeka, sektor kelautan sudah mendapatkan perhatian. Meski demikian, banyak PR di masa depan untuk pengembangan ekonomi Indonesia (blue economy).
Academic rigor, journalistic flair
Articles on Kelautan
Displaying 21 - 40 of 46 articles
Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan izin Reklamasi Ancol yang diklaim dapat mengatasi banjir dan tidak akan mengganggu nelayan. Namun, bukan berarti hal tersebut tak berdampak bagi daerah pesisir.
Temuan bahwa hewan biasa dapat memproduksi nanoplastik dalam jumlah besar dengan cepat, sangat mengkhawatirkan.
Konsentrasi karbon dioksida global di atmosfer mencapai 400 ppm sekitar 4 juta tahun lalu. Rata-rata, Bumi lebih hangat 3°C. Namun, bagian utara, lebih hangat 14°C daripada saat ini.
Pembatasan aktivitas manusia memberikan waktu bagi ekosistem laut untuk memulihkan diri. Namun, kehadiran manusia dibutuhkan untuk program konservasi laut.
Spesies “pemenang” berevolusi di wilayah yang hangat dan subtropis. Sementara, yang berada di wilayah dingin adalah spesies “yang kalah” dan berisiko punah.
Apakah kita harus melarang penggunaan kantong plastik?
Ikan karang hilang saat gelombang panas muncul, tapi cepat kembali lagi kepada terumbu karang yang sehat.
Kehilangan biodiversitas secara cepat akibat perubahan iklim juga merupakan ancaman signifikan bagi kehidupan manusia.
Kaji ulang terhadap larangan cantrang perlu dilakukan untuk menghentikan dualisme kebijakan dan mengembalikan cantrang sesuai asalnya sebagai Danish Seine. Standarisasi dan pengelolaan jadi kunci.
Di beberapa tempat, lautan bisa sedalam 7 mil. Para ilmuwan mengeksplorasi bawah lautan telah menemukan mahkluk laut yang unik, formasi geologi yang aneh dan mencatat sejarah lautan.
Kelompok masyarakat adat telah menggunakan pengetahuan tradisional mereka sejak dulu untuk hadapi dampak dari perubahan iklim.
Riset saya menunjukkan bagaimana aktivitas ekonomi dua kota pesisir - Batam dan Natuna - berdampak terhadap kesehatan terumbu karang di sekitarnya, melalui cara yang berbeda.
Sistem bos nelayan - yang umum pada perikanan kecil Asia Tenggara - secara tidak langsung dapat mendorong praktik perikanaan destruktif. Namun, terdapat peluang mengajak mereka menjadi agen perubahan.
Identifikasi dan mengatasi hambatan untuk mencapai partisipasi yang setara dalam kehidupan sosia dan ekonomi dapat meningkat taraf hidup masyarakat pesisir.
Meskipun tidak terlalu dikenal seperti terumbu karang dan mangrove, lamun juga memiliki peran dalam mitigasi perubahan iklim.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan ambisi Indonesia sebagai poros maritim global di termin pertama pemerintahan. Namun, belum banyak kemajuan yang dicapai.
Kita sering menganggap bahwa budaya sebagai milik manusia semata. Manusia memiliki musik, pakaian, makanan, dan bahasa. Namun, cakupan budaya ternyata jauh dari sekadar Homo sapiens. Bukti keberadaan budaya…
Secara persisten, perubahan iklim menyebabkan laut semakin panas, semakin asam dan kekurangan kadar oksigen.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo kembali menegaskan arah pemerintahan berbasis investasi pada term kedua. Hal ini bukan tanpa tantangan, terutama bagi lingkungan hidup,
Top contributors
-
Professor, Faculty of Fisheries and Marine Science; Director SDGs Center UNPAD, Universitas Padjadjaran
-
Guru Besar bidang Biologi Laut, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Papua
-
Professor, The University of Queensland
-
Professor of Global-Change Ecology, University of the Sunshine Coast
-
Associate professor, University of Otago
-
Professor of Polar Oceanography, The Open University
-
Professor of Climate Adaptation, University of East Anglia
-
Professor of African Literature, University of the Witwatersrand
-
University visitor, University of Southampton
-
Matthew Flinders Professor of Biodiversity Genomics, Flinders University
-
Senior Lecturer, Sydney Southeast Asia Centre, University of Sydney
-
Doctoral Scholar, Geography, Queen Mary University of London
-
Postdoctoral Fellow Molecular Ecology, Flinders University
-
Professor in Ocean Physics, University of Auckland, Waipapa Taumata Rau
-
Professor of Coastal Oceanography, The University of Western Australia
