Tidak ada bukti bahwa coronavirus telah bermutasi menjadi lebih mematikan. COVID-19 hampir pasti tidak semematikan yang dilaporkan sebelumnya.
Tanda jarak aman antarpenumpang dipasang di bus umum Trans Koetaradja di Banda Aceh, 20 Maret 2020, untuk mengurangi laju penularan COVID-19 di ruang publik.
EPA/HOTLI SIMANJUNTAK
Hingga saat ini pemerintah Indonesia dan masyarakat belum konsisten dalam mengurangi interaksi antarorang di komunitas dan ruang publik untuk menghambat laju penyebaran COVID-19.
Sebenarnya menyentuh wajah itu wajar, tapi dapat menyebarkan penyakit.
Josep Curto/Shutterstock.com
Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa orang menyentuh wajah mereka hingga 23 kali dalam satu jam. Berikut beberapa cara untuk berhenti dari kebiasaan tersebut.
Para voluntir menyemprotkan disinfektan untuk menghadang coronavirus di luar Museum Kota Tua Jakarta, 15 Maret 2020.
ADI WEDA/EPA-EFE/Shutterstock
Hadirnya portal data terpadu nasional COVID-19 akan jadi upaya yang baik dan penting agar publik yakin bahwa pemerintah Indonesia sudah menyiapkan langkah-langkah terbaik dalam menghadapi pandemi ini.
Seorang perawat memandang dari ruangan isolasi untuk pasien terinfeksi COVID-19 di Rumah Sakit Undata Palu, Sulawesi Tengah, 3 Maret 2020.
EPA/OPAN BUSTAN
Pertumbuhan COVID-19 yang begitu cepat juga terjadi di Italia, Iran, dan Korea Selatan. Ada kemungkinan orang terinfeksi namun belum terdeteksi atau tidak melapor.
Selaput yang larut dengan cepat ketika diletakkan di rongga mulut akan membuat vaksin lebih murah dan lebih dapat diandalkan.
Stephen C. Schafer
Selaput yang kami buat dapat didistribusikan oleh petugas kesehatan yang hanya dilengkapi dengan sebuah amplop berisi vaksin.
Kereta komuter di Jakarta, 15 Maret 2020, kosong setelah pemerintah DKI menutup lokasi wisata dan sekolah dua minggu mulai Senin kemarin untuk menekan penularan COVID-19.
EPA/ADI WEDA
Jadi, dampak besar akan terasa jika semua transportasi publik dilarang selama wabah dan semua warga beraktivitas di dalam rumah. Namun, ini tidak terjadi di Indonesia.
Menjaga jarak beberapa meter dari orang lain dapat membantu mencegah penyebaran virus corona.
Klaus Vedfelt/ DigitalVision via Getty Images
Menyeimbangkan kebebasan pribadi, seperti kebebasan untuk bepergian dan kebebasan untuk memilih atau menolak perawatan medis, dengan membatasi penyebaran penyakit adalah tantangan besar lainnya.
Petugas memeriksa suhu badan penumpang di Stasiun Gambir Jakarta, 12 Maret 2020, setelah kasus COVID di Indonesia terus meningkat.
EPA/MAST IRHAM
Sebagai perbandingan, ada jaringan 44 laboratorium di 23 provinsi yang direkomendasi untuk pemeriksaan ketika terjadi wabah flu burung pada 2007 di Indonesia.
Jalan di Roma, Turin, Italia utara.
Tino Romano/EPA
Penangkal dari beredarnya informasi yang keliru ini adalah menyajikan berita secara bijaksana dan dapat dipercaya, ditulis dengan jelas dan mudah dipahami, sehingga ia dapat meyakinkan pembaca.
Rocky Mountain Laboratories (RML) di National Institute of Allergy and Infectious Diseases merilis gambar pertama virus SARS-CoV-2 pada 13 Februari 2020.
NIH
Kebanyakan yang meninggal adalah pasien berusia lanjut yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dan mengidap komplikasi penyakit sebelum terinfeksi virus ini seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.
Pandemi bukan merupakan seberapa mematikan sebuah virus atau bagaimana penularan dan penyebaran wilayahnya.
Bill Chen di Bandara Internasional San Francisco setelah tiba dengan penerbangan dari Shanghai. Chen mengatakan suhunya telah diperiksa di bandara Shanghai sebelum dia berangkat.
AP Photo/Terry Chea
COVID-19 jadi pandemi. Maka disarankan maskapai penerbangan mungkin memerlukan vaksinasi untuk penumpang.
Sebagian dari 188 warga Indonesia tiba di Kapal Dokter Soeharso setelah dievakuasi dari kapal pesiar World Dream di Selat Durian, Riau, 26 Februari 2020. Kapal pesiar itu berhenti beroperasi karena ada penumpang terkena COVID-19.
TNI/EPA
Pemerintah perlu menerapkan strategi komunikasi risiko kesehatan yang efektif untuk mencegah penyebaran ketakutan serta sentimen rasisme di media sosial.
Mendeteksi semua orang yang terkena COVID-19 merupakan masalah global. Ada terlalu banyak penyakit infeksi saluran pernapasan yang ada, seperti pilek dan flu, yang terjadi di berbagai negara.
Pesawat Batik Air yang mengevakuasi 243 warga Indonesia dari titik terpanas coronavirus, Wuhan Cina, tiba di Bandar Udara Hang Nadim Batam, 2 Februari 2020.
EPA/YCF
Adanya infeksi yang berat pada manusia akibat dari kuman yang lazimnya mengenai hewan adalah bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya ada wabah SARS-CoV dan MERS-CoV.
Liputan media yang sensasional tentang COVID-19 berisiko menyebarkan ketakutan ketimbang memberi informasi.
Pasien terinfeksi coronavirus baru diterima di rumah sakit darurat di Wuhan International Convention and Exhibition Center di Kota Wuhan, Cina, 5 Februar 2020.
EPA/YCF
Krisna Nur Andriana Pangesti, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health Indonesia and Hana Apsari Pawestri, National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health Indonesia
Kerja sama antara kementerian kesehatan, institusi riset dan universitas baik di dalam suatu negara maupun lintas negara diperlukan mengingat kasus 2019-nCov ini berskala global.
Peneliti The Cochrane Collaboration; Associate Professor, School of Medicine dan Institute of Research, Development, and Innovations, International Medical University (IMU) Malaysia