Menu Close

COVID-19 – Artikel, Analisis, Komentar

Menampilkan 201 - 221 dari 221 artikel

Perempuan pekerja migran dengan bayinya antre di terminal Anand Vihar New Delhi India menyusul kebijakan karantina wilayah untuk menekan wabah coronavirus di negeri itu selama tiga pekan, mulai 24 Maret lalu. Manish rajput/SOPA Images/Sipa USA/AAP

Bagaimana cara ibu menyusui bayi yang aman dari risiko penularan COVID-19?

Dunia sedang digemparkan dengan penyakit yang dikenal dengan COVID-19. Apa rekomendasi badan kesehatan internasional? Bagaimana pencegahan agar anak terhindar dari paparan COVID-19 selama menyusu?
Seorang perempuan hamil berjalan melewati mural jalanan di Hong Kong pada 23 Maret 2020. Dengan pandemi coronavirus yang bergerak cepat, perempuan hamil menghadapi perubahan sistem perawatan kesehatan. Anthony Wallace/AFP via Getty Images

Hamil pada masa coronavirus - risiko yang berubah dan apa yang perlu Anda ketahui

Punya anak merupakan peristiwa penting yang harus dirayakan, termasuk selama pandemi. Cuci tangan, jaga jarak sosial, dan tetap dekat dengan penyedia layanan kesehatan Anda selama kehamilan.
Banyak univesitas di dunia menjalankan pembelajaran jarak jauh via internet karena pandemi coronavirus. Seorang dosen Universitas Nyiregyhaza Hungaria memberikan kuliah online pada mahasiswanya, 12 Maret 2020. EPA/ATTILA BALAZS

Gagap 3 aspek vital: kuliah online di tengah COVID-19 bisa perparah gap akses pembelajaran bermutu bagi mahasiswa miskin

Keterbatasan akses fisik dan material terhadap TIK di kalangan mahasiswa dari kelompok menengah ke bawah berdampak pada rendahnya kompetensi dan literasi digital mereka.
Muslim tetap menjaga jarak antarorang untuk hindari penularan coronavirus saat salat Jumat di sebuah masjid di Surabaya, 20 Maret 2020. EPA/FULLY HANDOKO

3 fakta yang jarang dilihat di balik tingginya persentase kematian COVID-19 di Indonesia

Penghitungan tingkat kematian di Indonesia tidak mencerminkan kenyataan di lapangan karena jumlah kasus positif yang dilaporkan diperkirakan jauh dari angka yang sebenarnya terjadi di masyarakat.
Petuga kesehatan di Rumah Sakit Cardarelli Naples, Italia, mengecek hasil tes cepat pada sampel darah untuk mendeteksi infeksi coronavirus. EPA/CIRO FUSCO

Mengapa tes cepat (RDT) coronavirus bisa negatif palsu, sedangkan tes PCR butuh 3 hari? Ini cara kerja cerdas 2 alat deteksi COVID-19

Mengingat penyebaran virus SARS-CoV-2 sukar dibendung dan hingga kini belum ada vaksin dan obat anti virus, maka tes diagnostik cepat (RDT) merupakan sebuah terobosan penting.
Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir mengecek ruang rumah sakit darurat untuk pasien COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, 23 Maret 2020. EPA/HAFIDZ MUBARAK/POOP

Menimbang manfaat dan efek buruk dari klorokuin, obat dari Presiden Jokowi untuk penderita COVID-19

Penggunaan klorokuin sangat tidak dianjurkan untuk pengobatan mandiri tanpa pengawasan ketat dari dokter, apoteker, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya.
Tanda jarak aman antarpenumpang dipasang di bus umum Trans Koetaradja di Banda Aceh, 20 Maret 2020, untuk mengurangi laju penularan COVID-19 di ruang publik. EPA/HOTLI SIMANJUNTAK

Penerapan social distancing setengah hati di Indonesia berpotensi gagal kurangi kasus baru COVID-19

Hingga saat ini pemerintah Indonesia dan masyarakat belum konsisten dalam mengurangi interaksi antarorang di komunitas dan ruang publik untuk menghambat laju penyebaran COVID-19.
Sebenarnya menyentuh wajah itu wajar, tapi dapat menyebarkan penyakit. Josep Curto/Shutterstock.com

Berhenti menyentuh wajah itu susah. Bagaimana caranya agar tidak terkena wabah COVID-19?

Penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa orang menyentuh wajah mereka hingga 23 kali dalam satu jam. Berikut beberapa cara untuk berhenti dari kebiasaan tersebut.
Seorang perawat memandang dari ruangan isolasi untuk pasien terinfeksi COVID-19 di Rumah Sakit Undata Palu, Sulawesi Tengah, 3 Maret 2020. EPA/OPAN BUSTAN

Penularan COVID-19 di Indonesia bisa tembus 11-71 ribu akhir April jika tak ada intervensi cepat

Pertumbuhan COVID-19 yang begitu cepat juga terjadi di Italia, Iran, dan Korea Selatan. Ada kemungkinan orang terinfeksi namun belum terdeteksi atau tidak melapor.