Pentingnya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam riset laut dalam di Indonesia
Disiplin ilmiah, gaya jurnalistik
Artikel-artikel mengenai Kelautan
Menampilkan 1 - 20 dari 46 artikel
Lautan memainkan peran kunci dalam mengatur kehidupan di Bumi. Kita harus mengubah pandangan kita tentang mereka dari hanya sebagai kegunaan dan mengembangkan secara berkelanjutan.
Pengembangan wisata seharusnya mendukung komunitas lokal untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka untuk menghadapi krisis dan goncangan ekonomi.
Pembeli dan jaringan lokal yang fleksibel membantu rantai pasokan makanan laut skala kecil yang menghadapi dampak COVID-19.
Perubahan iklim menguatkan pembagian antara permukaan laut dan jurang lautan.
Perubahan iklim telah membuat lautan tropis terlalu panas bagi beberapa spesies. Ketika berpindah ke arah kutub, akan berdampak besar bagi ekosistem dan mata pencaharian manusia.
Seaspiracy memang menunjukkan persoalan serius kelautan global, seperti eksploitasi perikanan tangkap dan perbudakan. Namun, perikanan berkelanjutan bukan mitos.
Keterbaruan status kalabia, spesies hiu berjalan endemik Indonesia, seharusnya bisa mendorong perlindungan penuh bagi spesies ini,
Turunnya muka tanah ditambah dengan kenaikan muka laut membuat ratusan juta orang dalam bahaya.
Data satelit menunjukkan peningkatan produksi rumput laut selama pandemi.
Pandemi berimbas baik dan buruk bagi lingkungan hidup, untuk Indonesia dan global.
Rencana pemerintah Indonesia berencana meningkatkan pariwisata dan kawasan pesisir semasa pandemi harus memperhatikan beberapa hal, seperti pengunjung dan operator wisata.
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) memiliki target rehabilitasi mangrove 600.000 hektare hingga 2024.
Meskipun bernilai tinggi, laju penebangan mangrove cukup tinggi. Sebuah alat baru bertujuan untuk membantu komunitas menahan deforestasi mangrove dan memanfaatkan program dan pendanaan konservasi.
Samudra Hindia memberikan cara pandang baru atas sejarah dunia yang lebih banyak didominasi oleh Eropa.
Arktik merupakan kawasan yang jauh dari jangkauan sepanjang sejarah. Tapi, perubahan iklim membawa masalah dan kesempatan global.
Lautan Selatan (Antarktika) merupakan penyimpanan utama panas dan karbon di Bumi, serta rumah bagi kehidupan laut yang menakjubkan seperti penguin, alga, dan paus.
Samudra Pasifik memproduksi oksigen, membantu pengaturan udara, menyediakan makanan dan mata pencaharian. Ia juga tempat kegembiraan, penghiburan dan spiritualitas. Namun, lautan ini sedang terancam.
Kasus korupsi Menteri KKP Edhy Prabowo mengungkap kejanggalan ekpsor benur dan indikasi oligarki kebijakan ini.
Pelarangan atau pengelolaan benur (benih lobster). Manakah yang lebih efektif?
Kontributor teratas
-
Professor, Faculty of Fisheries and Marine Science; Director SDGs Center UNPAD, Universitas Padjadjaran
-
Guru Besar bidang Biologi Laut, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Papua
-
Professor in Ocean Physics, University of Auckland, Waipapa Taumata Rau
-
Marine Biogeographer, British Antarctic Survey
-
Researcher at Center of Deep Sea Research, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Senior Lecturer, Sydney Southeast Asia Centre, University of Sydney
-
Postdoctoral Researcher, University College Cork
-
Professor in marine science, University of Otago
-
Professor of Polar Oceanography, The Open University
-
Adjunct Professor, University of Queensland, and Professor and Head of School of Earth and Environment, University of Canterbury
-
Postdoctoral fellow, James Cook University
-
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi , Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Researcher at Research Center for Deep Sea, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
-
Professor of Biology, Department of Biology, University of Victoria
-
Professor and Dean of the School of Surveying (glaciology specialisation), University of Otago
