Stres selama kehamilan bisa memicu peningkatan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR), tetapi keterkaitannya kompleks dan dipengaruhi banyak faktor lainnya.
Academic rigour, journalistic flair
Articles on Pemanasan global
Displaying 1 - 20 of 96 articles
Termperatur harian global terus memecahkan rekor. Ini pertanda kita berada di pemanasan Bumi yang melaju kencang.
Riset terbaru mengungkapkan ratusan kawasan konservasi di Indonesia akan mengalami pemutihan karang parah setiap tahun akibat pemanasan suhu laut. Pemutihan parah akan terjadi tiga tahun lagi.
Protokol aklimatisasi panas, jika dipadukan dengan strategi mitigasi panas, merupakan strategi mencegah cedera akibat panas.
Juli adalah bulan terpanas sepanjang sejarah-–dan suhunya melebihi 1,5 derajat. Namun satu bulan ini berarti kita gagal memenuhi tujuan Perjanjian Paris.
Apoteker perlu mengelola stok obat dengan tepat untuk mengurangi limbah obat yang tidak terpakai.
Gelombang panas Cerberus menyerang Eropa–sebuah pertanda masa depan yang semakin mengkhawatirkan.
Laporan kami akan terus memberi kabar terbaru seputar tren aspek-aspek yang vital bagi iklim Bumi
Our annual reports will update the world on the climate’s vital signs.
Tidak ada jawaban sederhana “ya” atau “tidak” mengenai apakah kita harus melahirkan lebih banyak anak di saat planet Bumi berada dalam kesulitan seperti ini.
Dari bus di Bogotá, Kolombia hingga bersepeda melalui Cambridge, Inggris, kita dapat memetik pelajaran berharga dari bagaimana negara-negara di seluruh dunia menyediakan transportasi berkelanjutan.
Kami meminta enam ahli untuk menominasikan buku-buku yang dapat membantu kami menghindari bencana lingkungan. Inilah yang mereka katakan.
Prospek pengurangan emisi global jauh lebih baik ketimbang laporan asesmen IPCC sebelumnya, berkat jatuhnya ongkos teknologi energi bersih.
Kita hanya memiliki satu kesempatan terakhir untuk meredam pemanasan bumi tak lebih dari 1.5°C.
Pada episode kali ini, kami ngobrol dengan Rini Astuti, peneliti iklim di Australian National University tentang bagaimana generasi muda akan merasakan dampak terparah krisis iklim pada tahun 2050.
Studi menunjukkan bagaimana Protokol Montreal melindungi vegetasi, membantu menjaga karbon keluar dari atmosfer.
Secara alami, Bumi terus berubah meskipun terbilang lambat. Namun, manusia mempercepat perubahan ini dengan pemanasan global.
Kekeringan ekstrem dan kebakaran hutan bisa lebih sering melanda Indonesia seiring memanasnya suhu bumi.
Studi IESR menunjukkan Indonesia dapat mencapai bebas karbon pada 2050. Namun upaya ini masih terkendala kebijakan.
Jokowi tak pernah menyebutkan kata emisi maupun polusi dalam pidato kenegaraan.
Semasa pandemi, proses pemeringkatan kampus-kampus ramah lingkungan di bawah UI GreenMetric juga mengalami penyesuaian.
Top contributors
-
Dosen Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia
-
Assistant Professor of International Relations, Universitas Katolik Parahyangan
-
Adjunct professor, UNSW Sydney
-
Professor, Crawford School of Public Policy and Head of Energy, Institute for Climate Energy and Disaster Solutions, Australian National University
-
Director, Melbourne Climate Futures, The University of Melbourne
-
Thomas Wiedmann is a Friend of The Conversation.
Professor of Sustainability Research, UNSW Sydney
-
E-Mobility Research Fellow, The University of Queensland
-
Senior Researcher, Center for International Climate and Environment Research - Oslo
-
Senior Lecturer in Sustainability, University of Sydney
-
Peneliti, Spesialis Data & Informasi Energi, Institute for Essential Services Reform
-
Distinguished Professor, Australian National University
-
Professor of Sustainability, Curtin University
-
Professor of Biology, Department of Biology, University of Victoria
-
Professor Emeritus, Department of Geological Sciences, Binghamton University, State University of New York
-
Marine Biogeographer, British Antarctic Survey
