Di episode ini, kami bicara dengan Alfath Indonesia dari Gugus Tugas Papua UGM dan juga Paulina Kohome, seorang mahasiswi di UGM tentang absennya guru dan buruknya manajemen beasiswa di Papua.
Membangun budaya rasionalitas di kampus bisa membantu menegakkan asas penalaran dan kebenaran ilmiah, sekaligus mengurangi hoaks - bahkan yang rawan disebarkan oleh seorang profesor.
Sebagai ‘rumah kedua’ di mana anak tumbuh besar, sekolah harus muncul sebagai salah satu aktor utama dalam pemberantasan kekerasan seksual. Terbitnya UU TPKS bisa jadi momentum untuk mewujudkannya.
Hasil studi kami memperlihatkan bahwa negara absen dalam pendidikan dan pengembangan SDM Papua di pesisir, dengan kondisi yang bahkan lebih buruk lagi di pegunungan.
Pada episode SuarAkademai kali ini, kami berbicara dengan Carter Bing Andika, mahasiswa S3 di bidang kepemimpinan pendidikan untuk membedah fenomena salah jurusan di Indonesia.
Budaya sekolah punya pengaruh besar dalam menuntun warga sekolah melalui norma, nilai, dan rutinitas yang membangun perilaku sosial dan perangai intelektual mereka.
Banyak sekolah kembali mengentikan pembelajaran tatap muka (PTM) akibat kembali meningkatnya kasus COVID-19. Perlukah masyarakat mencemaskan potensi hilangnya capaian belajar, atau “learning loss”?
(ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)
Kecemasan terkait hilangnya capaian belajar siswa selama pandemi, atau “learning loss”, seringkali merupakan narasi yang bias. Kami menawarkan lensa alternatif untuk memahaminya.
Perempuan menghadiri kelas di Universitas Indonesia yang memotivasi mereka untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/kye/17
Banyak perempuan Indonesia ingin menempuh pendidikan tinggi, tapi hambatan struktural menghadang langkah mereka
Sejumlah mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara (USU) mengikuti rangkaian orientasi universitas. Kampus merupakan fase penting bagi peserta didik dalam menentukan aspirasi karir mereka.
(ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Kementerian Pendidikan menyatakan hanya ada maksimal 20% lulusan perguruan tinggi yang bekerja sesuai program studinya. Apa yang menyebabkan fenomena ini, dan apa yang bisa dilakukan ke depannya?
Seorang relawan (kiri) memberikan materi pembelajaran kepada murid Sekolah Dasar (SD) di Taman Katar Pusaka, Bekasi, Jawa Barat pada Maret 2021.
Fakhri Hermansyah/Antara Foto
Senza Arsendy, Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI)
Dinamika kuasa yang timpang dan pemaknaan bukti yang cenderung beragam rentan membuat kebijakan malah menjadi eksklusif dan tidak berpihak pada kelompok marginal.
Studi kami menyarankan pentingnya tiga intervensi tumbuh kembang pada anak usia dini: perbaikan sistem PAUD, pemenuhan asupan gizi anak, hingga pola pengasuhan anak oleh orang tua.
Setelah ditiadakannya UN, kebijakan pendidikan dan metode mengajar seperti apa yang tepat bagi guru di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan literasi, numerasi, dan sains?
Di Indonesia, ada ketakutan bahwa pengajaran Bahasa Inggris ala penutur asli (native speaker) dapat merusak bahasa dan budaya Indonesia. Bagaimana pengajarannya yang tepat?
Orang tua murid mendampingi anaknya mengerjakan tugas sekolah saat belajar dari rumah di Banda Aceh.
(ANTARA FOTO/Ampelsa)
Studi lembaga penelitian SMERU di Bukittinggi, Sumatera Barat menunjukkan bahwa orang tua di sana berhasil melampaui berbagai tantangan dalam mendampingi pembelajaran anak.
Kenali diri Anda apakah jenis orang yang giat belajar atau belajar yang berlebihan?
Pixabay/Pexels
Papua kesulitan menjalani online learning selama COVID-19. Menariknya, krisis in bisa jadi momen yang tepat untuk berinvestasi pada teknologi penndidikan di Papua.
Indonesia mengelola jaringan madrasah (sekolah berbasis agama Islam) yang terbesar di dunia. Sekolah-sekolah ini telah berperan besar dalam memberikan akses pendidikan bagi anak perempuan, dan bisa jadi model yang baik bagi pemerintah Taliban.
(ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)
Indonesia bisa jadi model yang baik bagi pemerintah Taliban terkait bagaimana suatu negara mayoritas Muslim maupun organisasi keagamaan dapat memperluas akses pendidikan bagi anak perempuan.
Benarkah kesehatan mental semata-mata berada pada tataran individual? Bagaimana jika ternyata ada kekuatan-kekuatan ideologis yang juga berperan bagi kesehatan mental individu?